Apa yang Akan Membuatmu Menangis 20 Tahun Dari Sekarang?

0 235

What’ll You Cry Over, 20 Years From Now?

Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn’t do than by the ones you did do” (Mark Twain)

Howard Schultz mungkin tidak pernah menyangka, 30 tahun sejak kedai kecil dengan logo ‘jorok’ ini kini telah tersebar di lebih dari 65 negara, dengan total jumlah gerai >22.000. FYI, Schultz membeli StarBucks dari founder aslinya pada tahun 1987. Sebelum itu, StarBucks hanya kedai kecil di Pike Street, Seattle, dan 5 cabang lainnya yang tidak terlalu besar. Dan bukan kedai kopi : tempat jualan bijih kopi!

Awal ide gila Schultz tercetus ketika dia melakukan safari kerja ke Itali (ketika itu Schultz masih sebagai direktur marketing StarBucks). Di Itali, Schultz terpekur dengan fenomena kedai kopi sebagai “Rumah ke-3” setelah rumah dan kantor. Orang bisa berlama-lama nongkrong, ngobrol santai; konsep yang belum populer kala itu di belahan dunia lain.

Akhirnya, pulang dari Itali, ia tawarkan ide untuk merombak konsep StarBucks. Anda tahu jawabannya : konsepnya ditolak mentah-mentah, Schultz dipecat. Singkat cerita, ia mengumpulkan cukup uang dengan membikin kedai kopi lain, hingga pada akhirnya ia mengakuisisi 100% kepemilikan StarBucks.

Kedai Kopi Kecil di Pike Street, Seattle ini, merupakan cikal bakal raksasa bisnis Starbucks
Kedai Kopi Kecil di Pike Street, Seattle ini, merupakan cikal bakal raksasa bisnis Starbucks

Hari ini, saya berkesempatan untuk melihat dan menginjakkan kaki di “First Starbucks“. Ever. On earth. Tetap dibiarkan utuh seperti 30 tahun silam. Entah kenapa merinding membayangkan bagaimana perasaan Schultz, melihat apa yang ia perjuangkan berpeluh keringat dan darah selama 30 tahun lebih. Bikin menangis gak sih?

Lain kisah di Hangzhou : Alibaba!

Sebuah kesempatan berharga lainnya ketika saya ke Hangzhou, China awal 2015. Only then did I know that Hangzhou ternyata adalah Headquarter nya Alibaba, tempat tinggalnya Jack Ma!

Alibaba sempat bikin gempar di 2014 kemarin ketika mengumumkan IPO (Initial Public Offering) senilai 25 milyar USD! Bayangkan, Jack Ma ‘hanya’ butuh waktu 15 tahun untuk meningkatkan valuasi perusahaan dari 0 (minus kali ye…) jadi 300 triliun rupiah.

Di Hangzhou itu lah, saya cukup beruntung berkesempatan mampir ke HQ nya Alibaba berisi 20.000 pegawai dengan luas kalau tidak salah 5 hektar… (ini kantor apa real estate?).

Kisah Alibaba berawal ketika sepulang dari Amerika, Jack Ma mengumpulkan 15 temannya untuk berbagi mimpi gilanya. “Saya ingin membuat sebuah website yang bisa membantu produk Cina bisa dikenal oleh seluruh dunia!” Sebuah mimpi ambisius yang gak logis diucapkan oleh seorang guru bahasa Inggris di Cina….

Markas Utama Perusahaan Raksasa Alibaba
Markas Utama Perusahaan Raksasa Alibaba

Kejadian di tahun 1999 di apartemen milik Jack Ma tersebut diabadikan dengan sangat baik di sebuah foto di kantor Alibaba. Ketika melihat foto itu, lagi-lagi saya berpikir “Gila ini si Jack Ma…. Nangis kali ya kalo lihat foto ini….”

What is worth crying over?

Sebetulnya bukan masalah menangis atau gak menangis nya sih. Tapi membayangkan bagaimana ‘ulah iseng’ 2 orang ini bisa membuat sebuah perubahan besar bagi Amerika, Cina, bahkan dunia! Bayangkan seandainya Schultz ga mau ambil pusing, “Ya udahlah gw tidur aja di rumah sih sambil ngopi” atau Jack Ma, “Ngape ambil pusing deh ah udah enak jadi guru bahasa Inggris” mungkin ceritanya akan totally berbeda…

Dan tentu saja ini bukan hanya tentang Schultz dan Ma. Dan bukan hanya tentang bisnis, tapi siapapun yang bekerja keras demi kebaikan diri dan dunia. Einstein pasti menangis melihat paper relativitas tulisan tangannya yang sudah di-stasi puluhan ribu orang. Wright bersaudara mungkin menangis sesenggukan melihat rangka pesawat pertama mereka; setelah hari ini temuan mereka memberi manfaat ke ratusan juta manusia.

Dan untuk kalian semua : Apa yang telah kamu siapkan untuk sesuatu yang akan membuatmu menangis bangga dalam 20 tahun ke depan?

Sumber Tulisan:

@radyum dengan beberapa perubahan redaksional
Co-Founder
Nano Center Indonesia

Loading...
Tinggalkan komentar