Punya Calon Mertua Seperti ini, Idaman Para Menantu Nih!

1 270

Insya Allah, kalo nanti saya punya menantu perempuan, saya akan berterima kasih kepadanya.

Dia rela meninggalkan orangtua yang menyayanginya untuk berkhidmat pada pria yang baru dikenalnya beberapa waktu.

Dia juga yang akan menggantikan beberapa tugas yang biasanya saya kerjakan untuk anak laki-laki saya.

Iya betul, mungkin saya akan cemburu.

Pria tersebut yang bertahun-tahun menemani saya akan pindah membina kerajaannya sendiri bersama permaisurinya yang dia cintai.

Tapi saya juga harus ingat, pria itu menjemput kebahagiaannya bersama wanita yang rela menemaninya dalam aneka keadaan.

Tentunya hidup bersama anak laki-laki saya mungkin tidak selalu indah dan mudah.
Anak saya punya kelebihan, tapi pasti punya kekurangan.

Begitu juga menantu saya, dia punya kekurangan, tapi pasti ada kelebihannya.

Meskipun menantu saya tidak melewati masa sulit seperti yang saya alami untuk anak laki-laki saya, karena dia tidak melahirkannya, tidak repot menyusui dan membesarkannya, tapi wanita itupun kelak, Insya Allah akan melahirkan dan membesarkan cucu-cucu saya.

Hanya masalah waktu tapi semua pasti melewati aneka pengorbanan yang tidak mudah.

Saya juga harus ingat untuk tidak membuatnya memilih.

Saya mungkin akan kangen sesekali, tapi saya akan tahu jika anak laki-laki saya tidak datang, pastilah dia punya banyak hal untuk dikerjakan.

Mungkin anak laki-laki saya tidak datang karena dia enggan saya tahu kesulitan yang terjadi dalam kerajaannya.

Mungkin dia belum menelpon karena saya tau ada hari-hari dimana membeli pulsa adalah pilihan terakhir setelah membeli aneka keperluan pokok rumah tangga.

Tapi saya yakin, jika saya menyayanginya sepenuh hati, anak saya akan tahu kemana hatinya terpaut meski kita tidak selalu bisa bertemu.

Dia akan tau bahwa saya akan selalu mendoakan dan menyayanginya.

Pun,
Insya Allah jika saya punya menantu laki-laki. Saya akan berterima kasih padanya.

Dia yang akan menanggung semua hal tentang anak perempuan saya.
Dia bukan saja bertanggung jawab tentang materi, tapi agama dan aneka hal terkait pendidikan cucu-cucu saya pun akan beliau tanggung.

Dia juga rela mengumpulkan receh demi receh pendapatan pertamanya untuk diserahkan pada anak perempuan saya untuk dikelola.

Sementara orangtuanya yang mendidiknya sejak kecil mungkin merasa cukup dengan kabar bahwa rumah tangganya baik-baik saja.

Dialah yang menjadi jalan surga neraka bagi anak perempuan saya sekarang.
Oh betapa Allah dengan segala ketetapannya yang pasti terbaik bagi hamba-Nya.

Calon mertua idaman para menantu
Calon mertua idaman para menantu

Seorang ibu mana yang tidak was-was anak perempuannya dibawa pria lain.
Apakah dia bisa jadi istri yang baik.
Apakah dia bisa mengurus suami.
Apakah kelak dia menjadi ibu yang baik.
Belum-belum saya sudah merasa khawatir.

Saya juga harus ingat untuk tidak membuat anak perempuan saya merasa bersalah jika dia tidak bisa mengunjungi saya.

Mungkin dia ada masalah yang enggan jika saya tahu.
Mungkin dia ada prioritas lain yang lebih darurat.

Ya, saya harus selalu ingat bahwa Allah telah menetapkan bahwa suami adalah prioritas utamanya sekarang.

Tapi satu hal yang saya yakini, jika saya menyayangi anak perempuan saya dengan sepenuh hati, dimanapun dia berada, bersama suami macam apapun, dia akan tahu bahwa saya senantiasa menyayangi dan mendoakannya.

Ya, semoga saya senantiasa ingat.

Bahwa saya tidak pernah memiliki apapun.
Yang tidak merasa memiliki maka tidak akan menuntut haknya.

Cukup sibukkan diri dengan mengecek apakah selama ini kewajiban terhadap Allah dan makhluk Allah lainnya sudah tertunaikan atau belum.

Maka, Insya Allah, Allah yang Maha Adil akan berikan hak saya meskipun saya tidak meminta.

Jikapun Allah memang jelas memerintahkan untuk senantiasa berbuat baik pada saya sebagai orang tua,

Semoga sayapun kelak selalu ingat bahwa Allah juga memerintahkan kita untuk senantiasa menyayangi yang lebih muda.

Menantu saya adalah anak saya juga.
Meskipun tidak lahir dari rahim saya,
Tapi Allah kirim dengan “cuma-cuma” untuk mendadak menjadi anak dengan kewajiban yang sama tanpa saya bersusah-susah membesarkannya.

Inilah status seorang ibu yang berandai-andai, saat melihat anak-anak cepat sekali besar kadang tanpa saya sadari.

Jika Insya Allah ada umur, jika Allah berkenan mewujudkan semua ini, semoga Allah senantiasa membuat saya ingat.

Barakallaahu fiikum

Sumber Tulisan

Bunda Kaska

Loading...
Tampilkan Komentar (1)