Finansial

Psikologi Trading: Pentingnya Pengendalian Emosi dalam Trading Saham

Halo sobat Jatik, apakah kamu pernah melakukan trading saham? Atau mungkin masih asing dengan istilah yang satu ini.

Trading saham sebenarnya merupakan salah satu metode dalam bidang keuangan untuk memperoleh keuntungan dengan cara melakukan jual-beli saham. Intinya trading saham ya sama seperti “berdagang” saham.

Para pakar keuangan umumnya membedakan aktivitas trading dengan investasi saham. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada jangka waktu.

Investasi biasanya dilakukan untuk tujuan jangka panjang, sementara trading saham adalah transaksi jangka pendek.

Nah, untuk menjadi seorang trader yang sukses ada beberapa keahlian yang mesti dikuasai. Menurut DR. Alexander Elder (pakar psikologi), seorang trader paling tidak harus menguasai tiga keahlian antara lain keahlian teknis (trading tactics), money management, dan psikologi trading.

Dalam bukunya “Trading for a Living”, tiga keahlian itu sering disingkat menjadi 3 M: Mind, Method, & Money.

“Mind” erat kaitannya dengan faktor psikologi, mental, dan emosi. “Method” berhubungan dengan cara (metode), strategi, dan sistem yang digunakan saat trading.

Keahlian ini bersifat teknis. Sementara “Money” (uang) membahas bagaimana kita mengelola uang/modal kita dengan menerapkan manajemen modal yang baik.

Semua keahlian tersebut bersifat satu kesatuan alias “satu paket”. Namun, ketiganya ternyata memiliki kontribusi/proporsi yang berbeda terhadap keberhasilan suatu trading saham.

Beberapa ahli bahkan memberikan proporsi secara lebih detail: 70% Mind, 20% Method, 10% Money management.

Meski tiap trader mempunyai proporsi yang berbeda-beda, namun secara umum mereka sepakat bahwa faktor psikologi memiliki proporsi yang paling besar terhadap keberhasilan atau bahkan kegagalan dalam aktivitas trading saham.

Mengapa faktor psikologi menjadi begitu penting dalam trading? Alasannya adalah bahwa setiap trader seringkali dihadapkan pada pengambilan keputusan yang cepat.

Untuk itu diperlukan pikiran yang jernih dan objektif agar keputusan yang diambil menjadi tepat. Tetapi, banyak trader (terutama pemula) yang justru membuat keputusan hanya berdasar pada emosi (ketakutan atau keserakahan). Tak jarang hal ini kemudian justru berujung pada kerugian.

Ada beberapa contoh sifat emosi yang terkait dengan psikologi trading.

Yang pertama adalah serakah (greed). Sifat ini tampak pada sikap trader yang terlalu bernafsu dalam memburu keuntungan besar.

Di saat yang sama, dia seperti menyia-nyiakan keuntungan-keuntungan kecil. Atau sebaliknya, ketika pasar saham sedang jatuh, trader ini seringkali bertindak tidak disiplin.

Trading plan yang dibuat dengan level stop loss yang telah ditentukan, malah tidak dijalankan. Berharap harga saham akan berbalik naik, yang terjadi harga saham justru terus turun. Kerugian pun semakin membesar.

Sifat kedua adalah takut (fear). Rasa takut biasanya menghinggapi para trader pemula saat pertama kali melakukan trading. Alasannya simpel, takut rugi. Apalagi kalau mereka belum menguasai teknik dan strategi dengan baik.

Saat harga saham turun dengan cepat, trader ini sering terjebak pada situasi panik. Merasa menyesal karena tidak segera keluar dari pasar.

Hal ini kemudian membuat mereka trauma dan enggan untuk melakukan trading saham lagi.

Yang ketiga adalah terlalu sering bertransaksi saham (overtrade). Dalam hal ini trader seringkali tergoda untuk cepat memperoleh keuntungan.

Caranya yaitu dengan melakukan trading sesering mungkin. Padahal jika hal hal tersebut tidak didukung oleh perhitungan yang baik, maka potensi kerugian pun akan semakin besar pula.

Beberapa penjelasan di atas setidaknya dapat menjelaskan mengapa banyak trader dan investor di pasar modal kehilangan uang mereka.

Memang karakteristik dari investasi saham adalah high risk high return. Makanya untuk bisa menjadi seorang trader yang handal, salah satunya harus dapat mengendalikan emosi.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan antara lain:

  • Jangan terlalu sering trading (overtrade).
  • Terapkan manajemen risiko terutama dalam hal penggunaan dana.
  • Selalu bersikap disiplin. Biarpun untuk kecil yang penting konsisten.
  • Usahakan selalu mengikuti tren pasar, jangan melawan pasar.

Semoga sukses ….

Postingan ini dimodifikasi pada 31 Mei 2017 3:18 pm

Cepy Suherman

Pengajar Ekonomi yang sedang belajar dan mendalami pasar modal, serta hobi mendengarkan musik cadas dan klasik

Tinggalkan Komentar

Artikel Terbaru

Pakai Software Bajakan? STOP! Ini Bahayanya…

Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…

% yang lalu

Resep Lodeh Nangka Sederhana, Nikmat Banget!

Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…

% yang lalu

Resep Semur Jengkol Pedas Mantap!

Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…

% yang lalu

5 Alasan Memelihara Kucing Sebaiknya di Dalam Rumah

Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…

% yang lalu

5 Tempat Wisata yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Kamu ke Kobe, Jepang

Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…

% yang lalu

Transfer Uang ke Luar Negeri dalam 1 Hari? Gunakan Transfer Valas!

Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…

% yang lalu