Tips Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

0 247

Tips Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui – Di bulan Ramadhan, ada rukhshah (keringanan) untuk tidak melaksanakan puasa bagi ibu hamil dan menyusui.

Rukhshah ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah sangat senang jika keringanan yang diberikan disambut gembira oleh hambaNya. Seandainya ibu hamil dan menyusui merasa lebih produktif dan berbahagia, bisa menikmati indahnya Ramadhan dalam keadaan berbuka, maka berbuka lebih utama baginya.

Namun, ibadah puasa bagi seorang Muslim adalah ibadah yang unik, menyenangkan, membahagiakan. Sehingga seringkali kaum Muslim begitu merindukan untuk bisa melaksanakan ibadah shaum. Tak terkecuali ibu hamil dan menyusui. Tidak ada larangan bagi ibu hamil dan menyusui untuk melaksanakan shaum, asalkan tidak menzhalimi diri dan bayinya.

Bagi ibu hamil dan menyusui yang memilih melaksanakan shaum, maka tidak ada pilihan selain bermujahadah. Mujahadah menjaga asupan makanan agar sehat ibu dan bayi, menjaga asupan cairan walau akhirnya harus bolak balik ke kamar mandi.

Berbeda dengan individu biasa yang bisa makan sekehendaknya, maka ibu hamil dan menyusui harus benar-benar sadar dengan apa yang dikonsumsinya.

Berdasarkan pengalaman beberapa kali shaum dalam kondisi hamil dan menyusui, ada beberapa tips puasa bagi ibu hamil dan menyusui, yaitu:
Tips sehat puasa bagi ibu hamil dan menyusui terutama di bulan Ramadhan.
Tips sehat puasa bagi ibu hamil dan menyusui terutama di bulan Ramadhan.

1. Untuk ibu hamil, kehamilan trimester pertama sedianya tidak memerlukan makanan lebih banyak daripada saat normal. Ibu bisa melaksanakan shaum dengan baik pada masa ini. KECUALI ibu yang menderita mual parah sehingga tidak ada makanan yang masuk sama sekali. Bagi ibu yang bahkan saat biasa saja sulit untuk makan, hendaknya mengambil rukhshah berbuka.

2. Pada kehamilan trimester kedua, bayi membutuhkan banyak energi untuk pembentukan organ. Pada trimester ketiga, bayi mengejar pertumbuhan. Maka asupan makanan ibu harus benar-benar diperhatikan. Usahakan makan makanan bergizi saat sahur dan berbuka. Jangan malas makan dan minum. Untuk menghindari rasa kembung/kenyang berlebihan, makan dengan porsi sedikit tapi sering. Beri jeda antar waktu makan.

a. Saat berbuka, minum segelas air dan buah. Selepas maghrib mengkonsumsi makanan ringan bergizi. Sebelum Isya minum lagi satu gelas air. Setelah Tarawih bisa makan berat. Uahakan minum susu beberapa jam setelahnya, mungkin sambil tilawah. Di antara waktu berbuka dan sahur, usahakan tetap minum setiap beberapa jam sekali.

b. Saat sahur minum segelas susu sebelum menyiapkan hidangan sahur. Di waktu makan sahur perbanyak sayur, buah dan protein. Jika terlampau kenyang, kurangi porsi karbohidrat. Sesendok minyak zaitun bisa membantu mencukupi kebutuhan lemak tak jenuh.

Mungkin berat, tapi disini letak mujahadahnya.

3. Bagi ibu menyusui, ada dua kondisi yang menjadi parameter kesanggupan shaum. Pertama, kondisi ibu. Apakah ibu sehat, pusing, lesu, kurang tenaga?

a. Jika ibu mengalami gangguan kesehatan, maka ambillah rukhshah.

b. Jika ibu sehat, maka perhatikan kondisi bayi. Yang paling mudah adalah memperhatikan kenaikan berat badan dan kuantitas dan kualitas buang air kecil bayi.

c. Jika berat badan bayi naik normal, ibu bisa melanjutkan shaum. Jika berat badan bayi terhenti apalagi turun, maka ambillah rukhsah.

d. Jika bayi pipis seperti biasa, normal dalam waktu yang juga standar, ibu bisa meneruskan shaum. Jika pipis bayi terlihat pekat, jarang apalagi sampai dehidrasi, hentikan shaum.

e. Jika bayi menunjukkan tanda tidak sehat, demam, diare, dll, maka hentikan shaum hari itu.

Bagaimanapun, kondisi setiap ibu berbeda, maka pertimbangan kembali pada kebutuhan dan kondisi masing-masing. Ibu yang shaum belum tentu lebih baik dari yang berbuka. Ibu yang berbuka belum tentu lebih baik dari yang shaum. Yang terbaik adalah yang bisa meraih tujuan puasa dan Ramadhan itu sendiri : Yaitu agar kita bertaqwa.

Sumber Tulisan:

Bunda Yuria Cleopatra

Loading...
Tinggalkan komentar