4 Perilaku yang Berpotensi Menjadi Penyebab Perceraian

0 512

Menjadi pasangan suami istri banyak lika-liku yang dilalui, khususnya di awal-awal pernikahan. Terkadang, ada banyak faktor yang menjadikan sebuah pernikahan tidak bahagia dan menjadi penyebab perceraian. Salah satunya berasal dari perilaku suami / istri itu sendiri.

Pernikahan memiliki tantangannya sendiri. Apabila sebagai suami / istri tidak siap dengan tantangan tersebut, akan terseok-seok dalam menjalaninya.

Momen pernikahan yang dirajut perlahan memudar dan akhirnya pun berujung pada perceraian. Setelah ditelusuri, ternyata penyebab perceraian bukanlah faktor eksternal, tetapi justru dari internal relasi antar suami dan istri.

Ada 4 (empat) perilaku utama dalam relasi suami istri yang berpeluang berakhir pada ketidakbahagiaan dan perceraian. Keempat perilaku ini merupakan hasil penelitian Howard Markman’s Relationship Lab.

Mengurangi 4 (empat) perilaku menyakitkan ini setiap hari, dapat mengurangi ketidakbahagiaan dan perceraian lebih dari sepertiga pernikahan.

Empat perilaku yang berpotensi menjadi penyebab perceraian dan ketidakbahagiaan, yaitu:

#1 Criticism (Gemar Mengkritik)

Ini salah satu perilaku yang seringkali tanpa disadari terjadi pada relasi antar suami dan istri. Dilakukan secara berulang-ulang, sehingga menyebabkan ketidakbahagiaan dan penyebab perceraian.

Sikap mengkritik yang seperti apa?

Menyerang dan menyalahkan pribadi atau karakter pasangan dan bukan berfokus pada perilaku spesifik. Misalkan, “Kamu pemalas sekali jadi berantakan nih.”

#2 Contempt (Menghina)

Ini merupakan sikap / perilaku yang merupakan tindak lanjut dari sikap yang pertama. Jika terjadi pembiaran, maka berujung pada perceraian.

Lebih tinggi kadarnya daripada kritik, bertujuan untuk menghina pasangan secara psikologis.

Selain dengan kata-kata langsung (pertengkaran) juga kadang-kadang menggunakan humor sarkastik, bahasa tubuh (melotot, mendelik, dll).

#3 Defensiveness (Mempertahankan Diri)

Perilaku ini sebetulnya wajar muncul apabila ada serangan. Namun dalam konteks pernikahan akan menambah berat masalah.

Sikap yang merupakan perwujudan dari perilaku defensiveness seperti menghindari tanggung jawab, membuat banyak alasan, saling mengeluhkan perilaku pasangan dan mengulangnya terus-menerus.

#4 Stonewalling (Menghindar)

Mirip dengan menarik diri dan menghindar yaitu hanya berdiam diri dan menolak untuk berespon. Perilaku ini bila dilakukan kadang-kadang (misal saat pertengkaran) bisa menolong.

Akan tetapi, jika menjadi pola (setiap bertengkar diam saja) akan menjadi merusak/destruktif. Seolah memberikan pesan “Pokoknya saya gak mau ngomong apapun sama kamu”.

Itulah beberapa perilaku yang menyebabkan ketidakbahagiaan dalam sebuah pernikahan dan berujung pada perceraian. Dan, masih banyak perilaku relasi antar suami dan istri yang merupakan pemicu ketidakharmonisan rumah tangga.

Komunikasi dengan saling menghormati minimal selama beberapa menit setiap hari akan membuat masa depan pernikahan lebih terang.

Penulis: Bunda Yeti Widiawati

Loading...
Tinggalkan komentar