Mitos Seputar Kehamilan, Faktanya Apa ya?

0 286

Bagi sebagian besar wanita, kehamilan merupakan salah satu momen yang didambakan dan tak akan pernah terlupakan. Apa saja mitos seputar kehamilan ya? Dan, fakta seperti apa yang seharusnya dibalik mitos tersebut?

Bagi wanita, hamil adalah masa yang begitu menegangkan. Ada banyak suka dan duka yang menyertai masa-masa itu.

Banyak pasangan suami istri yang langsung mendapatkan anugerah dengan kehamilan, tetapi ada banyak juga pasangan yang butuh waktu lebih lama.

Dan, ada juga yang ketika sudah diberikan amanah untuk hamil, mempercayai mitos / kepercayaan dari orangtua mereka.

Mitos seputar kehamilan ini terjadi secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat kita. Mitos ini pun terjadi karena banyak hal, termasuk di zaman dahulu teknologi kedokteran belum begitu maju.

Bahkan, bagi sebagian golongan masyarakat, mitos seputar kehamilan ini menjadi pedoman hidup yang dipegang teguh.

Bagi pasangan suami istri yang tidak langsung begitu saja percaya keberadaan mitos seputar kehamilan, akan berusaha untuk memilah mana yang termasuk mitos dan mana yang fakta.

Kebenaran akan sebuah kepercayaan itu penting untuk divalidasi, agar kita tidak sekedar ikut-ikutan terhadap mitos yang belum tentu benar dan baik, terutama bagi ibu hamil.

Ada banyak sekali mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat, dan setidaknya ada beberapa yang kita coba bahas berikut ini.

1. Mitos tentang jenis kelamin dan bentuk perut ibu hamil

Ini adalah salah satu mitos yang banyak berkembang di masyarakat kita, bahwa ada kaitan antara bentuk perut ibu hamil dan jenis kelaminnya.

Jika perut ibu hamil membulat ke samping, maka bayi yang ada di kandungan berkelamin perempuan. Sebaliknya, jika bentuk perut meruncing ke depan, berarti berkelamin laki-laki.

Apakah benar mitos tersebut?

Faktanya bahwa mitos tersebut kurang tepat. Tidak ada korelasi langsung antara bentuk perut ibu hamil dan jenis kelamin bayi di kandungan. Bentuk perut ibu hamil terkait langsung dengan bentuk tubuh si ibu itu sendiri.

Jika bertubuh mungil, maka perut ibu hamil cenderung berbeda dengan bentuk perut ibu hamil yang memiliki postur lebih besar.

Untuk mengetahui tentang jenis kelamin si bayi, akan jauh lebih akurat jika melakukan tes USG.

2. Mitos tentang gerhana bulan

Mitos seputar kehamilan selanjutnya adalah tentang ibu hamil jika melihat gerhana bulan, maka bayi yang dilahirkan akan berada dalam kondisi bibir sumbing.

Benarkah mitos ini?

Faktanya bahwa kondisi fisik terjadinya bibir sumbing tidak terkait dengan adanya gerhana bulan, tetapi karena adanya faktor genetik dan juga faktor lingkungan di sekitar ibu dan bayi tersebut.

3. Mitos tentang larangan mandi bagi ibu hamil

Ada juga mitos seputar kehamilan yang mengkaitkan dengan larangan mandi bagi ibu hamil. Alasannya karena jika mandi, kotoran yang ada di air akan meresap ke kandungan dan akan tercemari oleh kotoran yang berasal dari tubuh ibunya.

Apakah mitos ini benar adanya?

Jika didalami maka bisa dipastikan mitos ini tidak benar. Alasannya karena bayi di dalam kandungan dilindungi oleh selaput lendir yang membungkus rahim.

Kotoran apapun tidak akan bisa masuk ke dalam tubuh si bayi. Jadi, meskipun sedang dalam keadaan hamil, dipersilahkan untuk mandi dan gunakan air dengan suhu yang sejuk bagi tubuh.

4. Mitos tentang porsi makan ibu hamil

Mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat kita, bahwa ibu hamil harus mengkonsumsi makanan dengan porsi yang lebih banyak, yaitu minimal untuk 2 orang.

Apakah mitos ini bisa dipastikan kebenarannya?

Memang disarankan oleh para dokter bahwa ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang lebih banyak daripada sebelum hamil.

Tetapi, dengan catatan, bukan berarti dalam sekali makan harus mengkonsumsi makanan 2 porsi orang dewasa. Konsumsi makanan tetap berimbang dengan asupan yang bergizi.

Jangan sampai ibu hamil terus menimbun kalori berlebihan dan akan kesulitan saat membuang kalori tersebut setelah melahirkan.

5. Mitos tentang larangan naik pesawat

Mitos seputar kehamilan lainnya adalah larangan bagi ibu hamil untuk naik pesawat karena potensi terjadinya komplikasi kehamilan karena radiasi akan meningkat. Ini karena mesin dari pemindai di bandara ataupun karena berada di ketinggian.

Faktanya bahwa memang benar mesin pemindai tubuh dan mesin X-ray yang ditempatkan di bandara dan ketinggian di dalam pesawat memancarkan radiasi.

Tetapi yang perlu dipahami bahwa tingkat radiasi tersebut dapat dikatakan cukup kecil dan tidak terlalu kuat untuk menembus masuk ke dalam tubuh.

Oleh karena itu, tidak mengganggu kondisi bayi dalam kandungan. Ini yang dikatakan oleh seorang profesor ahli bidang fetomaternal.

6. Mitos tentang berhubungan intim bagi ibu hamil dan suami

Ada mitos seputar kehamilan yang menyebutkan bahwa berhubungan intim berpotensi membahayakan kondisi kandungan. Benarkah hal ini?

Fakta medis membuktikan bahwa berhubungan seks bagi pasangan suami dan istrinya sedang hamil tidak akan membahayakan bayi dalam kandungan.

Ini sangat beralasan karena bayi dalam kandungan dilindungi oleh otot rahim yang kuat, kantong ketuban, dan lapisan tebal di mulut rahim.

7 mitos seputar kehamilan

Proses orgasme pada ibu hamil tidak akan menyebabkan keguguran karena kontraksi otot yang terjadi karena orgasme berbeda dengan kontraksi otot saat melahirkan.

Anda tidak perlu merasa khawatir jika berhubungan intim saat sedang hamil, dengan catatan, bahwa kondisi kehamilan tidak ada kelainan.

Akan jauh lebih baik, jika langsung ditanyakan kepada dokter kandungan bagi ibu hamil yang memiliki risiko mendapatkan persalinan prematur, risiko keguguran, atau pendarahan di vagina. Dokter biasanya tidak menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual dalam kondisi tersebut.

7. Mitos tentang kondisi awal kehamilan

Salah satu mitos seputar kehamilan yang juga beredar di masyarakat menyebutkan bahwa semua ibu hamil mengalami kondisi awal yang sama.

Fakta medis menyebutkan bahwa peningkatan hormon yang terjadi di awal kehamilan, menyebabkan ibu hamil berada pada kondisi yang tidak biasa.

Contohnya, ibu hamil sensitif dengan aroma / bau tertentu, ingin mencicipi makanan tertentu, atau bisa juga mulut yang terus-terusan memproduksi air liur.

Kondisi awal kehamilan ini tidak selalu sama pada setiap ibu hamil. Seorang ibu hamil yang sensitif dengan bau tertentu, mungkin tidak memproduksi air liur yang berlebihan.

Demikian juga, ibu hamil yang memproduksi air liur berlebihan, belum tentu ingin mencicipi makanan tertentu.

Itulah beberapa mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat, bagi ibu hamil dan suami akan jauh lebih baik mencari kebenaran akan mitos tersebut. Ini dilakukan agar tidak asal percaya dan menerapkan begitu saja.

Untuk mitos seputar kehamilan lainnya, Anda bisa mengeceknya disini.

Loading...
Tinggalkan komentar