Mengungkap Mitos Ibu Hamil yang Beredar di Masyarakat, Apa Saja?

0 245

Dewasa ini, banyak sekali tersebar di masyarakat mitos ibu hamil dan seputar jenis kelamin bayi dalam kandungan. Ini khususnya terjadi karena banyak orang tua yang ingin tahu jenis kelamin calon bayinya.

Pada masyarakat yang lebih modern, pasangan suami istri pada umumnya tidak terlalu percaya dengan adanya mitos ibu hamil dan lebih mengutamakan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) saat trisemester kedua.

Tetapi, di kalangan masyarakat yang agak tradisional, banyak cara-cara yang tidak ilmiah yang dipercaya secara turun temurun di sebagian besar perempuan di dunia.

Memang, tes USG tidak terlalu menjamin keakuratan 100% dalam penentuan jenis kelamin calon bayi, tetapi masih masih dipercaya sebagai yang terbaik.

Walaupun hingga kini masih banyak yang merasa tidak perlu mengetahui jenis kelamin bayi lewat USG dengan alasan supaya ada kejutan saat melahirkan.

Meskipun begitu, cara-cara tradisional atau naluri ibu banyak pula dilakukan perempuan untuk sekedar menebak buah hatinya.

Hasilnya memang tidak 100 persen terjamin akurat, tetapi banyak ibu hamil yang telah membuktikannya selama beratus-ratus tahun.

Beberapa mitos ibu hamil yang terkait dalam penentuan jenis kelamin calon bayi, beberapa diantaranya adalah:

  1. Tonjolan perut runcing (tinggi) sebagai salah satu pertanda mendapatkan bayi laki-laki. Sebaliknya, jika tonjolan perut rendah, salah satu pertanda mendapatkan buah hati perempuan.
  2. Jika ibu hamil lebih menyukai makanan yang mengandung protein seperti daging, atau makanan yang asam dan asin, itu pertanda akan mendapatkan anak lelaki. Jika, sang ibu menyukai makanan manis dan buah-buahan, salah satu pertanda mendapatkan anak perempuan.
  3. Tubuh sang ibu terasa lebih bengkak, khususnya pada bagian paha dan pinggul, dipercaya sebagai pertanda mendapatkan bayi perempuan. Sedangkan, jika berat badan cenderung ke arah depan, itu pertanda mendapatkan bayi laki-laki.
  4. Jika mengalami mual-mual yang cukup parah di trisemester pertama, itu pertanda akan mendapatkan buah hati perempuan. Sedangkan, jika tingkat mual-mualnya tidak terlalu tinggi, maka itu pertanda mendapatkan bayi laki-laki.
  5. Mitos ibu hamil selanjutnya adalah saat sang ibu lebih suka posisi tidur ke arah utara, dipercaya pertanda akan memperoleh bayi laki-laki, sebaliknya, jika menyukai tidur dengan posisi ke arah selatan, berarti pertanda mendapatkan bayi perempuan.

Mitos ibu hamil di atas memang tidak terbukti secara ilmiah, tetapi banyak ibu hamil yang menuturkan ciri-ciri tersebut terjadi pada saat mereka mengandung bayi perempuan atau laki-laki.

Tetapi apakah mitos ibu hamil di atas dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan?

Menurut salah satu dokter spesialis di bidang kebidanan dan penyakit kandungan, dr. Caroline Tirtajasa, Sp. OG, menyebutkan bahwa sebagian besar mitos kehamilan tersebut adalah kurang tepat dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Misalnya, mengenai jenis kelamin bayi yang bisa dilihat dari bentuk perut sang ibu yang sedang hamil, jika perutnya membuncit dan kulitnya kusam, maka janin yang terkandung di dalamnya adalah laki-laki. Dan jika perut sang ibu melebar dan kulitnya bersih, maka janin yang terkandung di dalamnya adalah perempuan.

Mitos ibu hamil lainnya seperti kebiasaan makan, kebiasaan tidur, atau kebiasaan bersolek ibu hamil, itu semua adalah tidak benar dan tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali.

Begitu juga dengan mitos bahwa setelah melahirkan, seorang wanita tidak boleh keramas selama 40 hari, serta mitos tentang buah nanas yang dapat menggugurkan kandungan, itu semua keliru.

Mengungkap beberapa mitos ibu hamil yang beredar di masyarakat, apa saja?
Mengungkap beberapa mitos ibu hamil yang beredar di masyarakat, apa saja?

Lalu, bagaimana awal mulanya mitos-mitos tentang kehamilan tersebut bisa beredar luas di masyarakat kita?

Janin berada di dalam kandungan, sehingga tak bisa dilihat secara kasat mata. Alat yang memungkinkan untuk mengamati pertumbuhan kesehatan dan jenis kelamin bayi hanya USG.

Sedangkan di jaman dahulu, ilmu kedokteran dan kebidanan masih belum berkembang pesat seperti sekarang. Ibu hamil lebih banyak dan sering memeriksakan kandungannya ke bidan, atau bahkan dukun beranak.

Jarang sekali yang datang langsung ke dokter spesialis kandungan untuk memeriksakan kandungannya. Tentunya, juga tak ada alat USG yang bisa membantu memeriksakan keadaan janinnya.

Padahal, sang calon ibu sudah pasti memiliki ribuan pertanyaan berkaitan dengan kandungannya. Apakah si bayi dalam keadaan sehat? Apakah bayi saya berjenis kelamin perempuan atau laki-laki? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul mitos-mitos seputar kehamilan. Karena mitos ini sifatnya turun temurun, dari buyut ke nenek, dari nenek ke ibu, dan seterusnya, sehingga sampai sekarang mitos ibu hamil tersebut tetap terpelihara dan masih terus beredar di kalangan masyarakat luas.

Padahal, sebagian besar mitos ibu hamil tersebut adalah keliru, walaupun ada satu dua kasus yang tepat sesuai kenyataan, tetapi sebagian besar memang bertentangan dengan fakta ilmiahnya.

Itulah beberapa mitos seputar kehamilan yang ada. Apakah Bunda mengetahui mitos ibu hamil lainnya?

Referensi: Hamil.co.id

Loading...
Tinggalkan komentar