Diingatkan Baik-Baik tentang Asap Rokok, Pria ini Justru Mengancam Membantai Wanita yang Menegurnya!

0 238

Seorang netizen wanita bercerita di akun FB tentang pengalaman dirinya berhadapan dengan seorang oknum pria yang mengancamnya akan membantainya karena teguran tentang asap rokok di tempat publik.

Kejadian ini terjadi di kota Balikpapan, di sebuah tempat cuci mobil. Karena wanita ini memang memiliki riwayat asma dan bronchi, sehingga menegur dengan baik-baik, seorang pria yang merokok di dekatnya.

Bukannya mendapatkan respon yang baik, justru pria ini mengancam dengan kasar wanita tersebut.

Bagaimana cerita lengkapnya? Simak kisahnya berikut ini.

Asap Rokok Membunuhmu (sebagai pelajaran berharga ketika meminta perokok aktif bertoleransi, hati-hati ya teman..)

Istilah Asap Rokok membunuhmu bukan cuma sebatas mampu membuat si perokok aktif akhirnya terkena kanker dan mati. Tapi juga ada kemungkinan dirimu, sebagai perokok pasif yang akhirnya (mungkin) mati dibantai oleh perokok aktif yang emosi karena diminta kerjasamanya untuk sedikit bertoleransi.

Hari ini, kota Balikpapan menuai cerita buat saya yang dua tahun terakhir berdomisili di Jakarta. Bukan salah kotanya, tetapi oknum seperti ini memang sebaiknya diwaspadai,- di kota mana pun.

Cerita ini ditulis, pun dengan niat agar seluruh perokok pasif paham bahwa asap rokok akan membahayakan diri kita bukan hanya karena asapnya, tapi juga karena perilaku perokoknya yang cenderung mengalami penyusutan otak dan hati karena asap rokok.

Saya dan kakak saya bertemu oknum ini di BJ Car Wash, daerah jalan MT Haryono (dam); kisaran jam 12.15 siang tadi. Oknum yang mengaku warga ASLI Balikpapan ini bernama Agus Suhendro.

Awal tiba di sini, saya dan kakak saya berpindah tempat duduk sebanyak dua kali dikarenakan asap rokok yg datang dari beberapa meja pelanggan.

Saya membenci asap rokok karena saya memiliki penyakit bronchi dan asma (bukan benci perokoknya, karena ada banyak perokok yang paham etika merokok).

Selain itu, asap rokok menimbulkan bau tidak nyaman yang akan lengket di pakaian. Akhirnya setelah mendapat meja yang berjauhan dari beberapa perokok dan perhitungan arah angin yg tepat, saya duduk tenang.

Ngobrol berdua kakak saya dan selang kisaran 20 menit kemudian, driver berbaju putih datang dengan kendaraan Toyota Innova plat KT 999 KV.

Masalah bermula, ketika oknum ini mulai duduk tepat di belakang kami berdua dan searah dengan arah angin. Mulailah niat membakar #Rokok dan karena khawatir asap yg mengganggu, saya coba menegur dengan sopan.

“Bapak, mohon maaf.. Boleh tolong pindah ke meja sebelahnya kah pak? Saya tidak tahan dengan asap rokok”.

Dan dengan arogan, oknum ini berbicara dengan keras, “Kamu saja yang pindah!”

Saya minta maaf (lagi) dan menjelaskan kalau saya sudah beberapa kali pindah dan mencoba tempat yg tidak terkena asap rokok. Tetapi yg luar biasa, si oknum yang mengaku warga ASLI Balikpapan ini justru marah dan membentak, “Kalau saya gak mau pindah, kamu mau apa?”

(Bengong)

Saya menjelaskan secara baik baik, bahwa saya diawal minta tolong baik-baik dan sudah minta maaf ke dia, tetapi karena sepertinya oknum ini adalah orang penting di Balikpapan melebihi pak Wali, sehingga dia merasa seluruh Balikpapan ini adalah wilayah kekuasaannya.

Mulailah drama dari laki laki yang penampakan wajahnya (mungkin) punya anak perempuan usia 17-an atau lebih di rumah.

Kalimat pertama adalah menantang saya dan kakak saya; dan dengan kencang mengatakan mau melempar saya dengan barang yang ada dihadapannya. Karena berkali-kali membentak bicara kasar dan keras, saya pertegas kalimat saya.

Kakak saya pun ikut menjelaskan. Dan ternyata, sungguh si oknum ini memang termasuk kategori orang penting di Balikpapan, karena respon verbalnya ke orang lain luar biasa berani dan jagoan; seperti warga negara kebal hukum terus berkoar dengan berkata,

“Kalau kamu bukan cewek, sudah saya bantai!!!”

Spontan saya dan kakak saya saling menoleh dan meminta si oknum memperjelas kata katanya. Dan dia dengan percaya diri mengulang kata-katanya,

“Kalau kamu bukan cewek, sudah saya bantai!!!”

Kakak saya bertanya apakah dia warga Balikpapan karna dengan mudahnya mau membantai orang lain. Dan dia berdiri, berteriak kencang,

“Saya penduduk ASLI Balikpapan, itu (sambil menunjuk mobil mewahnya: Toyota Innova hitam dengan plat KT 999 KV), kamu tandai saja mobil saya!!! Lihat baik baik! Tandai saja mobil saya!”

(Gagal paham. Terus? Apakah hanya si oknum ini yang punya plat KT nomor cantik? Bingung)

Ok, done.

Pria ini mengancam akan membantai wanita yang menegurnya karena asap rokok
Pria ini mengancam akan membantai wanita yang menegurnya karena asap rokok

Saya dan kakak saya pindah ke meja yg lebih jauh menghindari asap Rokok si oknum yg mulai mengepul. Dan karna kami adalah anak perempuan yang masih punya orangtua, kakak saya memutuskan untuk mengabari mamah saya di rumah karna khawatir bila terjadi sesuatu.

Dan saya juga tidak mau berdiam diri dan bersikap bodoh dengan mendiamkan oknum seperti itu karena ancaman yang disebutkan. Saya ambil foto mobil si oknum, dan kemudian saya berbalik menghadap si oknum untuk mengambil foto dirinya.

Dia yang marah karena saya ambil foto dirinya, kembali lagi mendatangi kami berdua, dan saya tidak mempedulikan teriakan dia dengan terus menghadapkan telapak tangan melebar ke muka dia.

Maksudnya saya sih, Talk to my hand! Kalau dia sungguh pintar, dia akan mundur karna tengsin tidak direspon balik.

Tetapi karena oknum ini bukan termasuk kategori gen Y (baca.why), si oknum tidak bertanya ‘why you face your hand on my face?‘. Kalau tanya, pasti saya jelaskan dengan perlahan arti bahasa tubuh yang saya maksud.

Karena dia makin mendekat, saya dengan tenang mengatakan,

“Saya punya hak untuk menyimpan foto Anda, kan Anda mengancam saya. Saya berhak menyimpan wajah Anda karena saya perlu bukti untuk lapor ke kantor polisi.

Saya merasa terancam, karna Anda mengancam. Kalau terjadi apa apa, saya punya wajah Anda untuk dilaporkan ke polisi.”

Karna kaget dengan respon saya, oknum ini mundur dan mengatakan bahwa tidak ada yang mendengar bahwa dia mengancam saya, dan dia menegaskan bahwa dia memang tidak mengancam saya.

Kakak saya berkata mendengar ancamannya, dan bisa bersaksi. Saya tidak perduli dan fokus pada layar hp saya, saya tetap tidak mau merespon. Si oknum yang emosi sembari terus melihat ke arah saya justru malah menjelaskan kalimatnya dan mengulang,

“Kalau kamu bukan cewek, sudah saya bantai!”

Kemudian terus berteriak dan mempertanyakan undang-undang atau peraturan yang melarang tentang merokok di tempat umum. Mengaminkan perilaku merokoknya yang halal buat dia karena di tempat umum itu disediakan asbak.

Masih emosi, oknum ini berteriak mempertanyakan pendidikan saya, sekolah saya dimana karena mungkin menurutnya saya bodoh dengan mengada ada soal aturan merokok di kawasan umum.

Karena saya sudah eneg dan pusing mencium bau mulutnya yang terlalu dekat saat berteriak sebelumnya; si oknum yang memang berada di meja belakang; akhirnya hanya mendapat sodoran telapak tangan dari saya yang berubah menjadi jempol ke arah bawah.

Iya bapak penguasa Balikpapan yang terhormat, saya paham. Anda mau membantai orang lain (seandainya bukan cewek) yang meminta kerjasama dan kebijaksanaan Anda dalam merokok di lingkungan umum.

Ilustrasi: Asap rokok sangat mengganggu di tempat publik
Ilustrasi: Asap rokok sangat mengganggu di tempat publik

Bisa dibayangkan kalau warga ASLI Balikpapan mayoritas berperilaku seperti ini? Mengancam akan membantai orang lain hanya karena kesal diminta kerjasamanya untuk berpindah tempat ketika mau merokok?

Logikanya, dia datang di akhir, dan dia punya pilihan untuk duduk di tempat lain yang berdekatan dengan perokok aktif lainnya. Diminta dengan cara baik baik pula, ada kata maaf, nada bicara yang rendah, dan dia masih nyolot?

Apakah kota dengan warga ASLI seperti ini yang layak disebut sebagai kota layak huni nomor satu di Indonesia? Jangankan malu dengan usia, malu sebagai laki laki saja rasanya tidak si oknum ini.

Ntah lah, saya masih berpikir keras, apa lah pekerjaan si oknum yang jagoan banget ini? Posisi jabatan apa kah di Balikpapan yang lebih tinggi dari Walikota?

Sementara, pak Wali yang saya kenal adalah figur yg sopan dan sangat menghargai ketika sedang berdiskusi dengan mamah saya saat bertemu pada pertemuan-pertemuan. Dewan tetua adat di Balikpapan pun, rasa rasanya tidak ada yang arogan seperti oknum ini.

Hmmm.. (maaf saya jadi sangat baper, karena saya masih galau memikirkan posisi jabatan oknum yg warga ASLI Balikpapan ini)

Akhir drama; karena saya tidak ikhlas kalau hp kakak saya dipegang oleh si oknum (sementara mamah saya memaksa mau berbicara dengan si oknum), akhirnya saya mencari kertas dan menuliskan nomor hp mamah saya plus nama lengkap mamah saya.

Kemudian saya berikan dan menyampaikan pesan dari mamah saya, “Ini nomor hp mamah saya, dan nama lengkap beliau. Karna Anda adalah warga ASLI Balikpapan, kalau memang Anda keberatan dengan perilaku saya, silahkan hubungi mamah saya”.

Nengok secarik kertas, dan senyum nyinyir,
“Ada urusan apa sama saya, suruh mamah kamu yg telpon saya!” (Masih tetap emosi, sembari melirik lagi ke kertas dan membuang kertas yang berisi nomor telpon mamah saya).

Ya ya, saya gagal paham mau Anda apa. Bagaimana mamah saya bisa menghubungi kalau Anda tidak punya inisiatif untuk memberikan nomor telepon Anda.

#berkontemplasi sambil mengelus dan mengukur besarnya hati, apakah hati saya juga ikut menyusut hari ini. Astaghfirullah..
10/03/16

Sumber Tulisan:

Dwi Sadela Maharangitha

Loading...
Tinggalkan komentar