15 Masalah Kehamilan Pada Ibu Hamil yang Wajib Diketahui

0 215

Kehamilan kebanyakan berlangsung normal dan alamiah. Tetapi, ada kondisi tertentu saat kehamilan itu disertai oleh gangguan, penyakit, atau kelainan. Apa saja masalah kehamilan yang perlu diketahui oleh semua wanita, khususnya bagi calon ibu?

Kondisi terjadinya berbagai masalah kehamilan tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja. Ketika kita mengetahui secara dini tentang adanya kelainan pada kehamilan ibu, mungkin saja hal tersebut dapat diatasi jauh lebih cepat.

Dan, ibu hamil tentu harus mengetahui bagaimana memanajemen kehamilan sehat yang sangat bermanfaat bagi janin dan sang ibu itu sendiri, salah satunya melalui asupan makanan sehat untuk ibu hamil dan olahraga khusus ibu hamil.

Berikut ini beberapa masalah kehamilan yang biasanya terjadi dan memerlukan perhatian khusus bagi sang ibu maupun suami:

1. Keracunan Kehamilan

Keracunan kehamilan yang dialami oleh ibu hamil biasanya ditandai dengan tekanan darah naik, air seni keruh, kaki membengkak dan penglihatan terganggu. Jika dibiarkan, biasanya akan berakibat kejang-kejang, tidak sadarkan diri, dan berujung pada kematian.

Tidak hanya membahayakan sang ibu, bayi dalam kandungan pun bisa mengalami kematian. Untuk mengatasi masalah keracunan kehamilan tersebut, ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sehingga ibu dan bayi dalam kandungan dapat diselamatkan.

2. Kehamilan luar rahim

Kehamilan ini terjadi di saluran falopia bisa menimbulkan bahaya jika mulai pecah dan merebak dalam perut ibu. Terjadinya pendarahan yang banyak, akan berpotensi menyebabkan kematian pada janin dan sang ibu.

Kehamilan diluar rahim biasanya terjadi pada ibu yang seringkali hamil, pernah menjalani pembedahan apendik atau usus, pembedahan di atas organ peranakan, sedang menggunakan IUD atau pernah mengalami infeksi pada rahim.

3. Kehamilan anggur

Penyebab terjadinya kehamilan anggur karena plasenta yang tidak normal dan biasanya berbentuk seperti kumpulan buah anggur.

Masalah kehamilan ini umumnya ditandai dengan terjadi pendarahan pada akhir semester pertama, rasa nyeri pada perut, dan keluar gumpalan seperti anggur. Selain itu, terdapat peningkatan hormon HCG.

Jika terjadi kehamilan anggur, maka salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan melakukan kuret untuk menghindari terjadinya kanker yang terbentuk.

4. Pendarahan

Keluarnya bercak atau bintik darah dari kemaluan saat hamil tergolong normal jika hanya terjadi sekali. Namun, jika pendarahan terjadi berkali-kali dan tanpa henti maka perlu diwaspadai.

Jika usia kehamilan ibu masih muda, mungkin saja terancam keguguran. Jika usia kehamilan sudah tua, mungkin akan terjadi gangguan pada ari-ari. Keduanya dibutuhkan pemeriksaan seksama dan ibu hamil tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

5. Anemia

Anemia bisa diartikan sebagai kekurangan sel darah merah. Sel darah merah ini yang membawa oksigen kepada ibu dan juga anak dalam kandungan. Gejala anemia biasanya membuat seseorang mudah pusing, letih, lemah, pucat dan napas pendek.

Penyebab dari anemia biasanya kekurangan zat besi yang dipergunakan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Pada ibu hamil, diperlukan zat besi dua kali jumlahnya untuk membentuk sel darah merah tersebut.

6. CMV

Ini salah satu masalah kehamilan yang disebabkan oleh virus Cytomegalovirus (CMV), yaitu sejenis virus dalam herpes virus. Virus CMV ini akan menyerang ibu hamil disaat sang ibu mengalami demam, letih dan gatal-gatal.

Terserangnya ibu hamil karena virus ini bisa menyebabkan janin dalam kandungan mengalami kecacatan, kerusakan otak, masalah penglihatan dan pendengaran.

7. Preeklamsia

Masalah ibu hamil selanjutnya adalah terjadinya preeklamsia, yaitu kondisi yang berpotensi membahayakan bagi ibu dan janin. Preeklamsia hanya bisa terjadi pada kehamilan dan dimulai dari plasenta, sehingga pertumbuhan bayi lebih lambat. Biasanya, preeklamsia merupakan kelainan yang diturunkan dari keluarga.

Apa yang menjadi penyebab dari preeklamsia ini? Tidak ada yang mengetahui secara pasti hingga kini. Tetapi, biasanya ibu hamil yang mengalami hal ini dapat ditandai dengan:

  • Peningkatan tekanan darah yang signifikan
  • Pembengkakan pergelangan tangan dan kaki saat pemeriksaan antenatal
  • Adanya protein pada urine

8. Eklamsia

Masalah kehamilan yang satu ini merupakan kondisi darurat karena pembuluh darah di dalam rahmi mengalami kejang, memutuskan aliran darah ke bayi sehingga kadar oksigen dalam darah sangat rendah.

Eklamsia merupakan salah satu komplikasi yang berbahaya dari kehamilan dan berpotensi menyebabkan terjadinya koma dan kejang. Eklamsia biasanya diawali dengan preeklamsia, yang merupakan indikator dini dan dapat dicegah dengan kelahiran bayi.

Eklamsia dapat menyebabkan kematian pada sang ibu maupun janin yang ada di dalam kandungan. Gejala terjadinya eklamsia seperti sakit kepala, rasa pusing, penglihatan mulai kabur, peningkatan tekanan darah, pembengkakan, dan adanya protein dalam urine.

9. Keguguran

Keguguran adalah suatu kegagalan dalam kehamilan. Terjadinya keguguran spontan terjadi karena seorang bayi meninggal ataupun keluar sebelum minggu ke-24 dari kandungan.

Jika keguguran terjadi setelah minggu ke-24, kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai bayi lahir mati atau kelahiran prematur.

10. Kehamilan ektopik

Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik ini? Yaitu suatu kehamilan saat telur yang dibuahi tertanam pada lokasi selain rongga rahim, umumnya terjadi di tuba falopi.

Embrio janin yang tumbuh dengan cepat dapat mengakibatkan tuba membengkak, dan plasenta yang berkembang akan mendesak dinding sehingga menyebabkan pendarahan, dan akhirnya tuba pecah akibat tekanan.

Gejala-gejala yang timbul pada kehamilan ektopik seperti rasa sakit luar biasa pada perut (biasanya di satu sisi), kadangkala disertai pendarahan di vagina, rasa sakit pada bahu (sisi yang sama dengan rasa sakit di perut), dan juga pingsan.

11. Hidramnion

Masalah ibu hamil saat kehamilan selanjutnya adalah hidramnion atau poli hidramnion. Hidramnion adalah suatu kondisi saat jumlah air ketuban melebihi batas normalnya.

Batas normal air ketuban berjumlah 1-2 liter, sedangkan pada kasus hidramnion ini lebih dari 2 liter yaitu sekitar 4-5 liter. Kebalikan dari kondisi hidramnion ini adalah oligo hidramnion yaitu kekurangan jumlah air ketuban.

Apa yang menjadi penyebab dari kondisi hidramnion ini? Diantaranya:

  • Produksi urine yang telalu berlebihan
  • Terjadinya kehamilan kembar
  • Adanya gangguan di saluran pencernaan janin yang menjadi penyebab tidak dapat mengkonsumsi air ketuban, sehingga air ketuban menjadi berlimpah

12. Pecah ketuban lebih dini

Ini juga salah satu masalah kehamilan yang sering dialami oleh ibu hamil. Pecah ketuban dini yaitu kondisi terjadinya pecah ketuban sebelum waktu melahirkan. Biasanya, pecah ketuban secara dini ini terjadi pada kehamilan tua dan menyebabkan kelahiran prematur.

Tanda dari pecahnya ketuban dini adalah keluarnya cairan ketuban melalui vagina dan biasanya tidak disertai oleh rasa sakit. Lalu, apa yang menjadi penyebab terjadinya pecah ketuban lebih cepat?

  • Mulut rahim yang lemah
  • Kehamilan kembar
  • Trauma
  • Ketuban yang berlebihan
  • Ketegangan rahim yang berlebihan
  • Infeksi pada kehamilan
  • Kelainan atau kerusakan pada selaput ketuban
  • Posisi janin yang kurang bagus seperti melintang atau sungsang

Agar terhindar dari terjadinya pecah ketuban lebih dini, diharapkan bagi ibu hamil untuk mengurangi aktivitas di akhir triwulan kedua dan awal triwulan ketiga. Dan, sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang berbahaya bagi kandungan.

13. Persalinan lama

Masalah kehamilan selanjutnya yaitu terjadinya persalinan yang lama. Persalinan lama ini akan berpotensi mengancam janin dalam kandungan. Jika lahir pun, biasanya bayi mengalami kelainan atau kecacatan.

14. Bayi lahir cacat

Bayi terlahir dalam kondisi cacat, banyak penyebabnya. Seringkali karena bawaan dari orangtua. Bisa juga terjadi karena pengaruh dari minuman beralkohol yang dikonsumsi ibu, pengaruh obat, dan nikotin.

15. Masalah serviks

Masalah kehamilan yang terakhir adalah masalah serviks. Serviks akan terbuka dan menipis saat ibu mengandung hingga trimester yang kedua. Ini terjadi karena serviks terlalu lemah untuk menahan berat bayi yang semakin membesar.

Masalah serviks ini bisa menjadi salah satu penyebab kelahiran premature atau bahkan terjadinya keguguran. Komplikasi ini bisa jadi karena faktor riwayat kehamilan sebelumnya yang sulit.

Risiko ini akan semakin diperparah jika ibu hamil tersebut memiliki riwayat lemahnya serviks atau pernah mengalami keguguran di trimester kedua.

Itulah 15 masalah kehamilan yang banyak terjadi pada ibu hamil. Masalah-masalah tersebut akan bisa terjadi pada ibu hamil siapapun. Yang terpenting, kita mengetahui secara dini masalah tersebut dan mendapatkan penanganan medis yang tepat agar tidak berpotensi membahayakan bagi sang ibu maupun janin yang dikandungnya.

Loading...
Tinggalkan komentar