Cerita Dongeng Anak: Pemburu dan Serigala

0 671

Kisah cerita dongeng anak memang banyak sekali, dan dari sekian kisah tersebut memang mayoritas adalah kisah-kisah tentang dongeng binatang.

Salah satu cerita dongeng anak tentang binatang adalah cerita tentang Pemburu dan Serigala. Dalam kisah ini, ada beberapa nilai hikmah yang bisa dipelajari oleh anak-anak kita.

Sangat baik jika kita ceritakan kepada anak-anak kita terutama saat menjelang tidurnya. Di momen berharga ini, anak akan terasa jauh lebih dekat kepada ayah bundanya jika mereka sering diceritakan cerita dongeng anak secara rutin.

Selain cerita dongeng anak Pemburu dan Serigala, sebelumnya juga sudah diterbitkan kisah tentang Ayam Jantan yang Sombong dan cerita dongeng anak tentang Singa dan Tikus.

Yuk, Ayah Bunda, kita dongengkan anak-anak kita dengan cerita dongeng anak, Pemburu dan Serigala. Kisahnya berikut ini.

Pada dahulu kala, ada seekor rubah yang sedang bercerita kepada seekor serigala tentang kekuatan manusia. Kata rubah bahwa kekuatan manusia ini tak bisa dikalahkan binatang manapun, serta dapat membela diri dengan berbagai cara.

Sang serigala pun mengatakan,”Jika suatu hari nanti saya punya kesempatan bertemu dengan namanya manusia, saya buktikan bahwa saya lebih kuat dari manusia!”

Rubah pun membalas,”Kalau kamu mau, aku bisa pertemukan dirimu dengan manusia esok hari. Datanglah esok di pagi hari, aku akan tunjukkan bagaimana wujud manusia itu.”

Serigala pun menyanggupinya.

Keesokan harinya, serigala datang pagi hari sesuai dengan janjinya pada rubah. Dan, rubah pun membawa serigala ke sebuah jalan, lokasi dimana manusia sering lewat.

Manusia pertama yang lewat adalah seorang tentara tua yang sudah pensiun.

Berkatalah sang serigala,”Apakah dia yang dinamakan manusia?”

“Bukan.”, balas si Rubah.

Lalu, beberapa waktu kemudian datanglah seorang anak kecil yang hendak pergi ke sekolah.

Serigala pun bertanya kembali,”Apakah dia yang disebut sebagai manusia?”

Rubah pun membalas,”Bukan dia, tapi suatu hari nanti dia akan menjadi manusia.”

Dan, selang beberapa lama datanglah seorang pemburu lengkap dengan senjata laras ganda tersandar di punggungnya, serta belati yang tergantung di pinggangnya.

Rubah pun langsung berkata pada serigala,”Itulah yang dinamakan manusia, kau boleh menyerang dia, tapi tunggu hingga saya sembunyi dulu.”

Diliputi rasa penasaran yang besar serta tinggi hati, serigala pun langsung mendekati dan menyerang pemburu tersebut.

Ketika melihat dirinya didatangi oleh seekor serigala, sang Pemburu pun sigap. Dia hendak mengambil senapannya.

Berkata sang Pemburu dalam hatinya,”Sayang sekali senapan ini tak terisi peluru, hanya mesiu.”

Pemburu itu pun langsung menembakkan senapannya ke wajah Serigala. Mendapatkan serangan balik yang tiba-tiba tersebut, Serigala pun kaget.

Tak hanya terkejut, Serigala merasa kesakitan akibat tembakan mesiu sang Pemburu tepat di wajahnya. Karena tak ingin kalah, Serigala tetap menyerang Pemburu tersebut.

Seketika itu juga, Pemburu menembakkan senapan untuk kedua kalinya, dan terkena ke badan Serigala. Sambil menahan rasa sakit, Serigala tetap menyerang Pemburu tersebut.

Merasa tak mempan menggunakan senapan, Pemburu pun langsung mengeluarkan belati dari sarungnya dan menghujamkan sayatan ke kiri dan kanan tubuh serigala.

Mendapatkan serangan belati, tubuh Serigala pun banyak yang terluka dan berdarah. Sambil meringis kesakitan disertai lolongannya, Serigala pun lari sekuat sisa tenaganya ke tempat persembunyian Rubah.

“Hai Serigala,” kata Rubah, “gimana hasil perjumpaanmu dengan manusia?”

Serigala pun langsung membalas,”Ah! Saya tak bayangkan kekuatan manusia. Pertama dia mengeluarkan tongkat, dan meniupkannya ke wajahku sehingga wajahku kesakitan.”

“Lalu, dia meniupkan tongkatnya sekali lagi, dan rasa sakit di hidung saya pun semakin besar. Saat diriku semakin dekat dengan manusia, dia mengambil tulang berwarna putih dari sisinya, dan memukul saya dengan tulang tersebut.”

“Badan saya pun langsung berdarah karena pukulan tulang itu. Kalau saya tak lari sekencang-kencangnya, saya sudah pasti mati disana.”

Begitulah sang Serigala menceritakan detail pertemuannya dengan manusia. Rubah pun tertawa kecil.

“Nah, serigala kini kau tahu rasanya apa akibat dari mulut besar dan kesombonganmu itu!”, kata sang Rubah dengan senyum lebar.

==================================

Dari cerita dongeng anak, Pemburu dan Serigala ini, dapat diambil pelajaran yang bisa diajarkan pada anak-anak kita. Kita harus menjaga ucapan kita sendiri, jangan sampai ada rasa sombong yang keluar dari diri kita.

Kalau tidak, kita akan hancur karena kesombongan tersebut.

Loading...
Tinggalkan komentar