Inikah Cara Menghargai Saudara Kita yang Tuna Netra?

0 426

Fasilitas publik seharusnya menjadi fasilitas yang nyaman bagi semua orang, tak terkecuali bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus. Tugas pemerintah pusat / daerah untuk menyediakan fasilitas publik yang aman dan nyaman tersebut, merupakan kewajiban yang diatur oleh Undang-Undang. Beberapa fasilitas publik seperti, jembatan penyeberangan, trotoar, halte, dan lain sebagainya, dibangun untuk memenuhi kebutuhan publik. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, pelayanan fasilitas publik ini memang jauh dari kata sempurna, bahkan banyak daerah yang memiliki fasilitas publik yang buruk, terlebih lagi bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus.

Hampir sebagian besar kota-kota besar di Indonesia, belum mampu mewujudkan fasilitas publik yang aman, ramah, dan nyaman bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus, salah satunya saudara kita yang tuna netra. Ada beberapa daerah yang pemerintahnya sudah mulai peduli terhadap penyediaan fasilitas publik tersebut. Tetapi, banyak dalam pelaksanaannya, terjadi miss komunikasi antara tujuan untuk menyediakan fasilitas publik bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus, dengan kontraktor pelaksana yang dengan asal-asalan membangun fasilitas tersebut tanpa mengerti tujuan utamanya.

Salah satu hal yang mendapatkan kritikan dari netizen adalah fasilitas trotoar dengan guidance line untuk saudara kita yang tuna netra, yang terjadi di salah satu jalan trotoar di kota Semarang. Dalam foto-foto yang diambil oleh salah seorang netizen, sangat tampak sekali pembangunan fasilitas trotoar tersebut hanya dilakukan dengan asal-asalan, yang penting proyek sudah beres, dan uang masuk kantong. Oknum pelaksana pembangunan fasilitas trotoar tersebut tidak tersadar (pura-pura tidak paham) dengan apa yang telah dibangunnya. Seperti apakah bentuk kritikan salah satu netizen yang mengupload foto-foto fasilitas trotoar di salah satu jalan di kota Semarang tersebut? Simak berikut ini.

…BINGUNG MAU NGOMONG APA…

Apakah sudah sedemikian kebangetannya??
Atau
Saking tidak tahunya??
Atau
Saking bodohnya??
Atau
Memang sengaja??

Apakah konsultan perencananya??
Ataukah kontraktor pelaksananya??
Lalu….
Dimana konsultan pengawasnya??
Dimana kepala bidang pengendaliannya??

Kalau memang sampai pekerjaan ini sudah diserahterimakan ke pemerintah daerah..
Apalagi kalau sampai sudah ditandatangani berita acara serah terima pekerjaannya….
Sungguh kebangetan…

Apakah dalam rangka menghabiskan anggaran di akhir tahun..??
Apakah saking tidak adanya orang pintar di Semarang? Di universitas-universitasnya??

Sampai-sampai….
Ubin warna kuning yang merupakan Guidance lines bagi saudara kita yang tuna netra itu..
Sudah sangat nyata mengarahkan pejalan kaki tuna netra itu mendekati ajal dan bahan tertawaan di jalan….

Mau bilang “koplakkkk…”
Kok ya kebangetan..
Mau bilang “kebangetan…”
Kok yo rasane rodo koplak…

Wes gek ben diterus terusne olehe podo ribut..
Nganti koyo wong koplakkkk…

Astaghfirullah…

Lokasi: Jalan Suratmo, Semarang
Foto: Adhita Prihantoro

Sumber Berita:

Aji Hutomo

Loading...
Tinggalkan komentar