Seringkali Ditolak Kerja? Be Positive! Brian Acton, Founder Whatsapp Bisa Sukses Walaupun Sering Ditolak

0 225

Apakah Anda pernah ditolak kerja di sebuah perusahaan? Atau bahkan seringkali gagal tes masuk kerja? Tenang aja, mungkin memang dunia Anda bukan karir, tapi menjadi seorang entrepreneur seperti Brian Acton, sang pendiri aplikasi pesan instan, Whatsapp.

Brian Acton seringkali gagal diterima kerja di perusahaan kelas dunia. Setelah 11 tahun bekerja di Yahoo! dan keluar dari pekerjaan tersebut di usia 38 tahun, Brian Acton berburu pekerjaan.

Pertama dia melamar kerja ke Twitter tetapi nasib tak terlalu baik, dia ditolak oleh Twitter…

Tak berhenti sampai disitu, dia melamar kerja ke perusahaan Facebook, dan senasib dengan sebelumnya, Brian Acton pun ditolak.

Ternyata pengalamannya selama 11 tahun di perusahaan kelas dunia, Yahoo! tak lantas membuatnya bisa diterima dengan mudah di perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya.

Terlebih di usianya yang sudah menginjak 38 tahun, mungkin banyak perusahaan yang melihatnya sebagai usia yang sudah tak terlalu produktif lagi, dan lebih memilih karyawan dengan usia lebih muda.

Apa yang Anda lakukan jika berada di posisi Brian Acton menghadapi semua kenyataan tersebut?

Ketika Anda berusia 38 tahun, tidak berhasil bersaing melawan para pencari kerja lainnya yang masih berusia muda sekitar 20-an untuk mendapatkan pekerjaan sebagai seorang insinyur sistem?

Jika Anda seorang seperti Brian Acton, Anda pergi keluar jalan-jalan dan bermain frisbee

Ya. Itu yang Brian lakukan saat mendapatkan kenyataan lamaran kerjanya ditolak oleh beberapa perusahaan.

Dua tahun sebelumnya, dia telah melakukan perjalanan ke Amerika Selatan untuk bermain frisbee dengan Jan Koum, seseorang yang pernah dia temui saat bekerja di perusahaan Ernst & Young sebagai security tester.

Hal tersebut dilakukannya lagi di tengah-tengah penolakan lamaran pekerjaannya, dia bertemu dengan Jan kembali untuk bermain frisbee.

Saat sedang bermain tersebut, Jan mengatakan kepada Brian bahwa dia sedang membuat perusahaan start-up yang merintis aplikasi mobile baru, tetapi dia saat ini sudah kehabisan modal.

Rekan Brian tersebut pernah hidup kurang beruntung bersama orang tuanya ketika dia pertama kali tiba di Amerika Serikat dari Ukraina. Jan masih ingat, ketika itu dia dan orangtuanya mendapatkan kupon makanan yang dibagikan bagi orang-orang yang kurang beruntung.

Tidak ingin terus hidup bersama orangtuanya, Jan meminta nasihat kepada Brian tentang apakah dia harus berhenti dan mulai mencari pekerjaan.

Karena mengagumi Jan atas keberaniannya dalam memulai perusahaan sendiri, Brian menjawab “Anda menjadi idiot jika berhenti sekarang. Berikan beberapa bulan lagi.”

Topik pembicaraan lalu berubah pada diri Brian Acton tentang perburuannya untuk melamar pekerjaan. Dan Jan pun memberikan nasihat kepada Brian.

Dia membujuk Brian untuk berhenti berburu pekerjaan dan bergabung bersama dengannya membangun perusahaan start-up, membuat aplikasi messaging baru, “WhatsApp”.

Kisah sukses Brian Acton, Founder WhatsApp
Kisah sukses Brian Acton, Founder WhatsApp

Brian dan Jan memiliki satu kesamaan – hobinya dalam bermain Frisbee. Selain itu, mereka ternyata saling melengkapi dalam beberapa aspek.

Seperti Brian katakan tentang hubungan mereka itu seperti Yin dan Yang, aku optimis naif, dia lebih paranoid. Saya memperhatikan tagihan dan pajak, dia memperhatikan produk kami. Dia CEO. Saya hanya memastikan banyak hal harus dikerjakan.

Dalam berburu pekerjaan, semua kelemahan Anda akan menjadi sasaran empuk. Sedangkan dalam membangun perusahaan start-up, kelemahan Anda dapat didukung oleh kekuatan anggota tim Anda.

Jadi, menjadi seorang pengusaha sebenarnya jauh lebih mudah daripada menjadi karyawan, jika kita meyakininya.

Butuh beberapa bulan untuk meyakinkan langkahnya sejak pertemuannya dengan Jan tersebut. Sebelum akhirnya Brian Acton memutuskan bergabung dengan Jan.

Brian Acton berhasil mengumpulkan sejumlah dana untuk memulai membangun kembali perusahaan Whatsapp, sambil mereka bekerja di Cafe Red Rock, Mountain View.

Tanpa kantor dan tidak ada biaya operasional, mereka fokus 100 persen mengembangkan WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan dengan semangat “Tanpa Iklan. Tanpa Game. Tanpa Tipuan.”

Pada tahun pertama, pendapatan dari Whatsapp tumbuh hanya 5.000 dolar per bulan, namun menariknya jumlah pertumbuhan pengguna meningkat drastis.

Brian Acton dan Jan pun mulai mengenakan biaya langganan untuk aplikasi Whatsapp ketika pengguna mulai berkembang pesat.

Perusahaan Whatsapp pun terus bertumbuh di jalur yang benar, dan empat tahun kemudian, Facebook – perusahaan yang telah menolak kedua pendiri Whatsapp tersebut- harus rela mengeluarkan gocek lebih besar lagi untuk membeli WhatsApp sebesar $ 19 miliar, sehingga Brian Acton dan Jan menjadi milyarder.

Sebagai isyarat simbolis keluar dari masa-masa terpuruk mereka, kedua orang tersebut menandatangani surat-surat pembelian gedung, tempat dimana orang tua Jan dulu mengambil kupon makanan mereka.

Dan Brian ingat hal kedua di luar Frisbee yang dimiliki oleh kedua orang ini yang juga menyebabkan keberhasilan mereka: “Mereka adalah bagian dari klub yang ditolak Facebook”

Butuh 4 tahun dari permainan frisbee dan lamaran kerja yang ditolak bagi Brian Acton dan Jan untuk menghasilkan $ 19 miliar dengan sukses.

Pertanyaannya kembali pada diri kita..

Empat tahun dari sekarang, dimanakah Anda berada? Seperti apakah nanti Anda di empat tahun mendatang? Semua sangat bergantung dengan apa yang dilakukan hari ini!

  • Apakah Anda hanya berfokus mengejar pekerjaan alih-alih memberikan nilai tambah di orang-orang sekitar kita?
  • Apakah Anda hanya fokus mengejar peluang kerja, daripada melihat orang-orang yang berpotensi besar di depan mata kita?
  • Apakah penolakan dari pekerjaan merupakan sebuah pintu petualangan yang baru dan lebih menantang?

Kadang-kadang, itu hanya membutuhkan perubahan dalam fokus Anda.

“Terkadang keuntungan terbaik adalah untuk kalah.” ~ George Herbert

Sumber Tulisan:

Roger James Hamilton

Loading...
Tinggalkan komentar
Website Jatik.com dijual. Berminat hubungi kami.
This is default text for notification bar