Kamu Begitu Dekat Denganku, Tetapi Tak Bisa Memahamiku, Akulah Sang WAKTU

0 280

Ya. Kamu sangat dekat denganku, begitu dekat. Kita melewati setiap momen kehidupan bersama-sama. Aku tak pernah mengeluh begitu kau jadikan pelampiasan kekesalanmu. Aku tak pernah protes ketika menjadi tumbal kesalahanmu. Ya, akulah sang WAKTU.

Betapa kamu menganggapku seperti ada dan tiada. Kita bercengkrama bersama, dalam tidur, kerja, kuliah, hangout, jalan-jalan, dan sebagainya. Bagimu, aku hanya sebatas angka atau jarum jam, tak lebih. Tetapi, ketika semua impianmu telah terlambat dan sirna, kematian telah tiba akulah yang kamu salahkan.

waktu
Sudah pahamkah dirimu tentang aku?

Ya, akulah, WAKTU, sebagai pelampiasan egomu, bukan dirimu sendiri yang katanya seorang manusia dengan akal kecerdasan. Jika ingin lebih memahamiku, maka bertanyalah kepada sesamamu, manusia yang pernah memahamiku ataupun menyesal karena menyia-nyiakan diriku.

Jika ingin memahami berharganya diriku, dalam satu tahun, maka coba tanyakan pada siswa yang gagal naik kelas.

Jika ingin memahami makna berharganya diriku, dalam satu bulan, coba tanyakan kepada seorang ibu yang melahirkan prematur.

Jika ingin memahami betapa berharganya diriku, dalam satu minggu, coba tanyakan pada editor koran mingguan.

Bila ingin tahu seberapa berharganya diriku, WAKTU, dalam satu hari, cobalah tanyakan hal itu pada buruh harian yang punya anak lima untuk diberi makan.

Bila ingin tahu seberapa berharganya diriku, dalam satu jam, cobalah tanyakan hal itu pada sepasang kekasih yang menunggu untuk bertemu.

Bila ingin tahu seberapa berharganya diriku, dalam satu menit, cobalah tanyakan hal itu pada seseorang yang baru saja ketinggalan pesawat.

Bila ingin tahu seberapa berharganya diriku, WAKTU, dalam satu detik, cobalah tanyakan hal itu pada orang yang selamat dari sebuah kecelakaan.

Bila ingin tahu seberapa berharganya diriku, WAKTU, seper sepuluh detik, cobalah tanyakan hal itu pada peraih peringkat kedua lomba lari Olimpiade.

Bila saat ini sedang memiliki saat luang, hargai waktu tersebut dengan mengerjakan hal yang bermanfaat atau beristirahat yang berkualitas. Bayangkan seorang ibu yang memiliki 4 anak. Yang waktu istirahatnya hanya didapat ketika ke-4 anaknya dan suaminya terlelap dan pekerjaan selesai.

Bila saat ini masih sendiri. Manfaatkan waktu yang ada dengan membuat segudang prestasi membanggakan, baik di bidang akademis maupun dunia profesional. Bayangkan seorang (lagi2) ibu yang bahkan sholat pun tak bisa berlama2 karena anak terkecilnya menggelayuti mukena.

Bila saat ini masih sehat. Manfaatkanlah waktu sehat dengan perbuatan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Bayangkan jika kita sedang terbaring sakit. Untuk sekadar menelan makanan saja terasa sulit.

Bila saat ini masih memiliki keluangan rezeki. Manfaatkanlah untuk berbagi pada sesama. Bayangkan mereka yang sudah bekerja seharian hanya mendapatkan 1000-5000 sebagai penghasilan.

Bila saat ini masih hidup. Marilah selalu berbuat baik, apapun yang kita bisa, seberapa beratpun hal itu. Bayangkan ketika kita sudah berada di tanah, berteman cacing, dan bertelekan bumi. Hanya amal perbuatan yang setia menemani.

Manfaatkanlah waktu semaksimal mungkin, dan nikmatilah setiap waktu yang kita punyai, karena dia tidak menunggu siapapun dan tidak tidak akan berulang…

Loading...
Tinggalkan komentar