Maniak Game Online? Sembuhkan Sebelum Menikah

Sebaiknya berbenah sebelum menikah

0 297

Usia memang beriringan dengan tanggungjawab, semakin menua dan dewasa maka tuntutan pun akan bercabang entah itu personal, ataupun dari sekitar. Semua bertumpuk menjadi tekanan hidup, tapi dengan main game online, sebagian kita bisa menghibur diri tanpa mengganggu sekitar.

Memainkan game dengan bermacam genre (terutama simulasi/ Role Playing Game) akan mengasah kreativitas karena memposisikan sudut pandang kita sebagai karakter tersebut, tentu hal ini sangat baik bagi otak.

Terlebih sejak pengembang mulai menyasar mobile online game yang berjalan di gawai, tentu permainan akan semakin seru dengan interaksi antar pemain. Sangat portabel, dimanapun dan kapanpun kita bisa menenangkan pikiran dengan teman main kita.

Sayangnya, ada sisi lain dari permainan daring yang harus diwaspadai, online game memiliki sifat seductive, semacam candu yang membuat seseorang terpaku di depan layar dalam waktu lama. Gamers betah duduk berlama-lama demi game dan tidak menghendaki gangguan apapun yang akan membelah konsentrasi gamingnya.

Gamers yang telah teradiksi sadar atau tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari demi game. Rela menunda bahkan tidak merawat badan, seperti mandi dan makan, terlebih untuk bekerja atau melaksanakan tugas yang merupakan kewajibannya.

Dikutip dari keluarga.or.id, sebuah penelitian dari Pew Internet & American Life Project, sebuah lembaga riset di Washington DC, menemukan bahwa pengguna game berasal dari berbagai usia, meskipun usia muda lebih banyak dibandingkan orang yang sudah tua.

Orang yang sudah berumah tangga pun banyak yang tertarik bahkan keranjingan game online ini.

Ruang konseling Jogja Family Center (JFC) sering menemukan kasus konflik yang muncul akibat suami atau istri telah kecanduan game daring. Tentu variatif, yang bercorak ringan hingga konflik besar bisa muncul akibat salah satu pihak keranjingan online game.

Intensitas waktu dalam jumlah besar yang dihabiskan di internet kerap menimbulkan reaksi penolakan dari pasangan. Suami yang mencandu game online, berpotensi besar lalai dari kewajiban memenuhi hak istri juga anak-anak.

Sebagian orang beralasan, dirinya butuh main game online untuk melepas penat sepulang kerja. Padahal di rumah, pasangan dan buah hati membutuhkan perhatian darinya.

Sebagai ayah ia ditunggu anak-anak, bersama-sama dalam permainan, pembelajaran dan tumbuh kembang. Sayangnya hal sepenting itu kalah prioritas dengan rank Mobile Legends.

Game online pun membentuk interaksi yang luas antar sesama pengguna. Mudahnya berinteraksi dengan pemain lain memicu antusias gamers untuk bermain game online bersama, dengan membentuk klan misalnya, tidak sedikit dari mereka yang kemudian menjalin hubungan intens walaupun tidak  pernah bertemu di alam nyata.

Hal demikian bisa menyulut kecemburuan pasangan, bukan sekedar merasa diabaikan, tetapi karena suaminya terlibat affair dengan teman bermain game online.

Selain itu, suasana emosi yang muncul akibat game online yang dimainkannya, terbawa dalam kehidupan nyata menyebabkannya menjadi emotional gamer, siapapun bisa jadi sasarannya. Faktor penyebab konflik lainnya adalah karena bermain game online pastinya berbiaya, yang berarti menambah pos pengeluaran harian belanja keluarga.

Selain hal di atas perbedaan pandangan antara suami dan istri terhadap game online, terkait dengan aspek hukum dalam agama (fiqih) misalnya, selain aspek kesehatan dan kemanfaatan akan menjadi konflik rumahtangga.

Kecanduan online game terbukti menimbulkan konflik dalam kehidupan pernikahan, tentu harus dihindari, dan memang bisa dihindari. Bagaimana cara menghindari?

Tentu dengan menghentikan game online addict sebelum menikah. Pastikan kita sudah bebas dari candu game online sebelum mulai melangkah ke proses menuju pernikahan.

Bagaimana bisa membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah jika mengelola candu game saja tidak bisa? Apa mungkin ? Kelak mampu mendidik anak menjadi salih dan salihah kalau orang tua selaku pendidik justru kecanduan game online?

Loading...
Tinggalkan komentar