Ilusi Riba dan Kita Menikmatinya!

1 576

“Wah selamat ya bu.. Mobil baru nih, platnya masih putih, interiornya masih wangi bau pabrik..”
“Eh.. Iya.. iya jeng, makasih.. Alhamdulillah dikasih rejeki oleh Allah”
(Dalam hati: duh.. Gak tau dia kalo mobil ini kredit, cuman DP 30 juta, sisanya cicil 4 tahun)

“Wuih! Motor baru brooo.. Dah 150CC ini yak? Makin ganteng lu pakai motor ini.. Beli cash berapa bro?”
“Yooi cuy! Tarikannya mantaab, ngepoott bisa muter 470 derajat celsius! Enteeng dah..”
“Beli di dealer mana? Beli cash berapa bro?”
“Eh elu haus enggak.. Ada yang jual es tebu tuh disana!”
(Dalam hati: waduh, ketahuan beli kredit gengsi nih gua! Dah ganteng-ganteng gini masak naik motor utangan, jadi GGK dong.. Ganteng-Ganteng Kreditan!)

“Waah pak, rumahnya nyaman sekali di kompleks ini, fasilitasnya lengkap, banyak pohonnya.. Belinya berapa pak kemarin?”
“Aah.. Masih milik bank rumah ini pak, saya KPR 15 tahun, kalau gak nekat ya susah beli rumah jaman sekarang pak.. Bayar DP aja, nanti nyicil urusan belakangan”
“Ooo gitu ya pak.. Saya mau KPR tuh gak berani pak, 15 tahun saya bayar cicilan. Saya milih beli tanah yang murah aja pak, pelan-pelan saya bangun tiap dapat rejeki, alhamdulillah sudah mau 4 tahun, bulan depan mau masang gentengnya pak..”
“Eh iya pak.. Saya juga sempet mikir gitu dulunya, tapi aduh ini mumpung dapat yang cocok pak, akhirnya nekat aja deh..”

“Heeei.. handphone baruu yaa! Gilee iPhone 6S plus! Ini kan mahaaal gilak! 14 juta kan harganya!”
“Yaa demi komunikasi laah biar lancar, kalo lancar kan kerjaan juga gak ketinggalan, beres semua ditangan”
(Dalam hati: gak tau dia, aku beli hape ini gesek 2 kartu kredit, sebulan bayar 1,3 juta sampai 12 kali bayar. Gak papa lah.. Kalo aku pakai hape ini kan orang juga segen ngeliatnya..”

“Ciyeee yang habis pulang dari Dubai.. Foto-fotonya eksis benerrrr di instagram! Keren lo.. Oleh-oleh mannaa?”
“Eh iyaaa.. Mumpung masih muda, sebanyak apapun tempat itu kita jelajahi, biar gak nyesel nanti kalau udah tua bro! Pokoknya bisnis jalan, ownernya jalan-jalan..”
(Dalam hati: duuh, jangan sampai tau dia.. Beli tiketnya kemarin pakai kartu kredit utangan, jalan-jalan sekarang, bayarnya cicil hingga 2 tahun ke depan…)

Ilusi Riba dan Kita Menikmatinya!
Ilusi Riba dan Kita Menikmatinya!

Mmmmm…..
Gak usah nunjuk siapa-siapa, lebih baik kita ambil kaca, yang gede sekalian. Berdiri di depannya.. Naaah itulah pelakunya!

Ilusi menjadi orang kaya, padahal sebenarnya belum mampu punya..
Kredit adalah kewajiban, yang penting keren deh itu tongkrongan..
Hutang adalah kebiasaan, yang penting harga diri naik drastis di depan teman..

Dan kita tidak sadar, bertahun-tahun kita terjebak dalam hutang dan kredit yang membelenggu hidup kita, merampas uang kita, bunga berbunga tak ada habisnya, cicilan demi cicilan tak ada ujungnya..
Sakit!!
Perih!!
Baru sekarang sadar, ternyata gaya hidup yang sudah menjebak kita..

Rejeki dari Allah itu PASTI CUKUP untuk hidup.. Tapi tak akan pernah cukup untuk gaya hidup!

Dan yang baru sekarang kita sadar, hutang-hutang kredit yang kita ambil itu adalah hutang RIBA!
RIBA? Apa itu mas?
RIBA adalah RAIB!
Rejeki yang asalnya dari riba akan berakhir dengan keraiban, hilang, musnah, semu, dan tidak ada keberkahan di dalamnya.

Menurut Wikipedia, ini yang dimaksud dengan Riba. Intinya, semua pinjaman yang meminta kelebihan bayar jatuhnya RIBA, dan proses itu bisa terjadi dalam akad jual beli dan hutang-piutang!
Contoh:
1. Dalam akad hutang:
RIBA QARDH: hutang uang 1 juta dalam waktu 6 bulan, harus dikembalikan dengan bunganya 15%

RIBA JAHILIYAH: hutang harus kembalikan dalam waktu 1 bulan, jika tidak tambah 10%

RIBA NASI’AH: barang kredit tidak lunas dalam 1 tahun tambah denda 10%.

2. Dalam akad jual beli:
RIBA FADL: emas 5 gram, ditukar dengan emas 5,5 gram.
Atau
Menukar emas dengan perak secara kredit

————-
“Mas siapa sih yang rese’ bikin aturan RIBA itu haram dan dilarang? Padahal kan selama ini kita dah enak, bisa utang sana sini, bisa nyicil sana sini, bisa menikmati banyak hal bayar belakangan!”

Naaah.. Itulah masalahnya bro! Aturan tentang riba haram ini bukan ada di Undang Undang buatan DPR, bukan di PP buatan Presiden apalagi Kapolri!
Ini aturan Allah bro! Allaaah!
Tuhan yang menciptakan kita..
Yang menghidupkan kita,
dan kelak PASTI mematikan kita!

Wakwaaawww!
“Duuuh.. Masak sih mas?”
Gini gini coba dibaca ini, jangan kaget!
1. Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa No. 1 tahun 2004 menyatakan bahwa praktek perbungaan saat ini baik yang dilakukan Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi dan lembaga keuangan lainnya maupun yang dilakukan individu termasuk salah satu bentuk Riba, dan hukumnya HARAM.

Gak percaya? Nih download surat resminya MUI disini → KLIK

2. Ketetapan akan keharaman bunga bank oleh berbagai Forum Ulama Internasional, antara lain:
a. Majma’ul Buhuts al-Islamiyyah di al- Azhar Mesir pada Mei 1965. Ada 300 ulama seluruh dunia berkumpul sepakat tentang ini.
b. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara- negara OKI yang diseenggarakan di Jeddah tgl 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22-28 Desember 1985.
c. Majma’ Fiqh Rabithah al-‘Alam al- Islamy, Keputusan 6 Sidang IX yang diselenggarakan di Makkah tanggal 12 – 19 Rajab 1406 H.
* Keputusan Dar al-Itfa, Kerajaan Saudi Arabia, 1979
* Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999.

————
“Mas kalau seluruh ulama mengharamkan riba, kenapa praktek itu masih ada dimana-mana?”
Naaah… Karena ulama itu tidak memegang kekuasan bro, yang megang kuasa itu pemerintah. Tau sendiri kan negara kita, soal hutang jagoannya? Denger-denger hutang negara kita sudah 4300 trilyun! Kalo ditulis jadinya ini: Rp. 4.300.000.000.000.000!!
Kalo dibelikan cendol, klekep berapa kabupaten itu bro?

Dan tau enggak, kenapa ulama seluruh dunia mengharamkan? Mereka gak main-main, dasarnya Quran dan Hadist jelasssss banget! Cuman kita aja yang selama ini ngeyel, gak mau belajar ilmunya, cari pembenaran sendiri, ngutak-ngatik hukum dan aturan Allah biar yang haram jadi sedikit halal..

Padahaaal… Khamar itu haram, walaupun diminum di halaman mushola, pakai sarung, baju koko dan peci, minumnya cuman 1/4 sloki sambil baca Bismillah.. Tetap Haram!

Ketika kita ngeyel main-main dengan harta riba, maka yang terjadi KITA DAPAT UANGNYA, TAPI TIDAK DAPAT KEBERKAHANNYA..
Uangnya dapat, tapi entah pergi kemana?..
Kayaknye megang duit, tapi kok semua urusan jadi sulit..
Duit segepok, tapi halangan datang terus gak kapok-kapok…
Rekening kayaknya nambah, tapi sering dapat musibah..
Dapat uang sebukit, tapi keluarga terus-terusan sakit..
Itulah ciri rezeki yang tidak ada keberkahannya..

Padahal Allah jelasss banget mengingatkannya..
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan TINGGALKAN SISA RIBA (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), MAKA KETAHUILAH, BAHWA ALLAH DAN RASUL-NYA AKAN MEMERANGIMU. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(Al-Baqarah: 278-279)

Astagfirulllah.. Kita ngeyel, bakal diperangi langsung oleh Allah dan Rasulnya..

Nabi pun terus mengingatkan betapa bahayanya riba, karena efek menghancurkannya bertahun-tahun dalam kehidupan seseorang:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba..”
Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1598)

Astagfirullah.. Double kick langsung mental terkapar kita!

“Terus kalo sudah terjebak dalam riba gimana mas? Bertahun-tahun terkekang hidup, tambal sulam dari hutang ke hutang.. Gali lobang tutup empang! Eh.. Nutup empang kecemplung jurang!”

Ya ayooo kita berjuang bareng, kita hijrah dari gaya hidup penuh hutang menuju hidup tanpa hutang.. Tanpa riba.. Pasti bakal tenang hidup kita.
Memang tidak mudah kawan, tapi justru disitulah bagian dari ikhtiar kita, saling mendukung dan saling mendoakan..
Ada yang selasai dalam hitungan bulan..
Ada yang hitungan tahun..
Tidak masalah, karena momen taubat itu yang Allah suka..

Ini langkah-langkahnya:

  1. Taubat, kita minta ampun pada Allah karena pernah memakan harta riba, dan berjanji kita tidak akan menambah lagi hutang riba! Stop! Stop! Cukup!
  2. Berazam bebas riba, artinya bercita-cita dan bersungguh-sungguh sampai mentok, untuk melunasi semua hutang kita.
  3. Fokus menyelesaikan hutang, menunda semua kesenangan. Tiap dapat rezeki langsung diniatkan mengurangi pokok hutang. Dari yang terjadwal 15 tahun, eh bisa lunas dalam 5 tahun. Bisa juga menjual aset-aset yang selama ini menjadi beban, mau rumah, ruko, kendaraan, atau apapun jika sudah niat bener bebas riba ya lepaskan saja.
  4. Minta doa dari orang sekitar, terutama dari ibu bapak kita, dari saudara dan kawan, dari duafa yang kita ringankan bebannya. Jangan remehkan kekuatan doa, kita tidak pernah tau dari mulut siapa doa kita dikabulkan.
  5. Terus perbaiki ibadah, sholat tepat waktu, sedekah dan zakat jangan ditunda-tunda, zikir kita perbanyak, biar Allah juga mempercepat hajat kita.

Dan lihatlah kawan, ini janji Allah untuk kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ
“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.”
(HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Tuh!
Kita AKAN DITOLONG OLEH ALLAH asal kita benar-benar berniat dan berusaha menyelesaikan hutang kita di dunia.

Buat kawan-kawan kita yang masih masuk golongan “Jamaah Ngeyeliah”, sampaikan tulisan ini agar mereka sadar. Tugas kita menyampaikan, soal hidayah itu urusan Allah. Yang penting kita niatkan dapat pahala syiarnya..
Pesan Nabi:
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, baginya seperti pahala yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Ambil kaca lagi, mari instropeksi..
Jika hidup kita susah..
Hati sering gelisah..
Tiap hari banyak masalah..
Jiwa terasa gundah..
Semua urusan tak pernah mudah..
Halangan terus tak sudah-sudah..
Mungkin karena harta riba kita telan dengan serakah..

Sumber Tulisan:

Salam,
@Saptuari

Loading...
Tampilkan Komentar (1)