10 Alasan Menghafal Al Quran Walau Tak Hafal-Hafal Tetap Menyenangkan

0 471

Sebagai generasi muda dan seorang muslim, tentu akan semakin banyak tantangan dalam hidup. Berbagai masalah dan kendala akan terus menghampiri. Tidak hanya masalah, godaan pun akan datang bertubi-tubi, terlebih darah muda lebih mudah digoyang hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagai generasi muda tentunya harus ada tameng yang melindungi teman-teman dari berbagai godaan, masalah, tantangan tersebut. Salah satunya, dengan semakin mendekatkan diri pada Allah SWT.

Bagaimana untuk semakin dekat dengan Allah? Meningkatkan ketaqwaan kepadaNya, dengan memantapkan ibadah, beramal sholeh, dan berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah Rasul. Salah satu cara memantapkan ibadah kita adalah dengan terus menghafal Al Quran. Terkadang, menghafal Al Quran terasa sangat sulit sekali. Syaitan terus berbisik di telinga kita untuk tidak melakukan hal tersebut. Maka, lakukanlah dengan ikhlas karena Allah dan buat menghafal Al Quran terasa menyenangkan. Karena dengan dilakukan secara menyenangkan, biasanya hafalan akan terasa mudah dan enteng.

Ini 10 alasan kenapa dengan menghafal Al Quran walaupun tidak hafal-hafal, tetap terasa menyenangkan bagi kita.

menghafal Al Quran
10 Alasan kenapa menghafal Al Quran walaupun tak hafal-hafal tetap menyenangkan

1. Poin pertama menghafal Al Quran terasa menyenangkan karena “imbalan” yang didapatkan. Nilai 1 huruf Al-Qur’an sama dengan satu kebaikan, dan 1 kebaikan itu sama dengan 10 pahala. Buat kamu yang terasa kesulitan melafalkan, satu hurufnya itu sama dengan dua kebaikan. Nah, berarti setiap hurufnya bernilai 20 pahala. Semakin sulit semakin banyak. Coba kamu kalikan dengan jumlah pengulangan kamu.

2. Yang terpenting itu Al-Qur’an, seluruhnya, adalah kebaikan. Membaca, mentadabburi, menghafal, semuanya bernilai kebaikan. Jika dengan menghafal tak hafal-hafal berarti kamu selalu dalam kebaikan. Semakin lama semakin baik. Bukankah kamu menghafal untuk mencari kebaikan. Nah, lebih baik kita berkubang dalam kebaikan daripada dikelilingi oleh keburukan-keburukan bukan?

3. Ketika kamu mulai menghafal Al-Qur’an, berarti sudah ada niatan yang kuat dalam dirimu. Rasulullah saw pernah menyebutkan bahwa 70 Syuhada dalam tragedi sumur Ma’unah sebagai qari (hafizh), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal. Jadi, meskipun kamu menghafal Al Quran tetapi tetap hafal-hafal, selama kamu tak berhenti menghafal, bisa disebut hafizh. Bukankah hafizh yang sebenarnya di akhirat?

4. Menghafal Al-Qur’an itu laksana kita masuk ke sebuah taman yang indah. Seharusnya, kita ingin berlama-lama menikmati taman indah tersebut, bukan buru-buru keluar kan? Menghafal Al Quran tak hafal-hafal adalah salah satu cara Allah memuaskan dirimu untuk menikmati taman itu. Tersenyumlah.

5. Ketika kamu menghafal Al-Quran, meski tak hafal-hafal, maka dapat dipastikan, paling tidak, selama menghafal, mata, telinga, dan lisan kamu tidak sedang melakukan maksiat. Semakin lama durasi hafalan kamu, semakin bersihlah dirimu.

6. Selanjutnya, memegang mushaf Al Quran itu merupakan kemuliaan, dan melihatnya adalah sebuah kesejukan. Kamu sudah mendapatkan hal itu saat menghafal kendati tak hafal-hafal.

7. Adakalanya kita banyak dosa. Baik yang terasa maupun tak terasa. Dan menghafal tak hafal-hafal adalah kifaratnya, di mana, barangkali, tidak ada kifarat lain kecuali itu.

8. Menghafal Al Quran tetapi tak hafal-hafal adakalanya karena Allah sangat mencintaimu. Allah tak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai. Ini yang disebut: Dikengenin ayat.

9. Menghafal Al Quran tak hafal-hafal tentu sangat melelahkan bagi kita. Tetapi, lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah semakin sholeh.

10. Menghafal Al Quran tak hafal-hafal, tandanya kamu di pintu hidayah. Berat tandanya jauh dari nafsu. Jauh dari nafsu tandanya dekat dengan ikhlas. Dan ikhlas lahirkan mujahadah yang hebat.

Sumber Tulisan:

Oleh K.H. Deden M. Makhyaruddin, M.A. (Dewan Penasihat Indonesia Quran Foundation)

Loading...
Tinggalkan komentar