Ummi, Darimana Bayi itu Keluar?

0 332

Sebagai orang tua atau bakal calon orang tua, tentu kita berusaha sebaik-baiknya mendidik anak-anak kita. Seringkali, anak-anak yang kritis bertanya tentang banyak hal yang mungkin agak sulit kita jawab karena berbagai alasan. Tentunya, kita tidak ingin mematahkan semangat sang anak untuk menambah wawasan baru, tetapi kita juga tidak ingin jawaban kita tersebut menambah masalah baru di kemudian hari. Cuplikan kisah berikut ini bercerita tentang seorang anak yang bertanya banyak hal untuk menambah wawasannya.

Jika sebelumnya Shiddiq bertanya tentang keinginannya untuk menikah dengan wanita cantik, dan kali ini Shiddiq pun bertanya dari mana bayi itu keluar.

Anak-anak sering bertanya darimana seorang bayi itu keluar
Anak-anak sering bertanya darimana seorang bayi itu keluar

Buku adalah salah satu investasi prioritas dalam keuangan keluarga kami. Membedah buku adalah satu kegiatan wajib dalam homeschooling kami setiap hari. Bahkan sebagian besar harta yang kami bawa pulang saat hijrah kembali ke tanah air adalah ratusan buku.

Hari itu kami sedang membedah buku yang berjudul “How you were born?” Buku ini membahas proses pembentukan janin dari mulai pertemuan sel telur dan sperma sampai bayi terakhir ke dunia. Lengkap disertai foto-foto usg 4D yang menggambarkan setiap perkembangan bayi. Buku ini dirancang untuk anak dengan bahasa yang mudah dimengerti. Anak-anak sangat merasa takjub saat saya menjelaskan proses keluarnya kepala bayi dari tubuh ibu sambil menunjukkan ilustrasi gambar (bukan foto asli)

Shiddiq: “Ummi where do we come out from your body?
Ummi: “dari lubang kelahiran di tubuh Ummi, tapi kalo teteh Shafiyah dikeluarin dari perut Ummi yang di operasi, jadi teteh gak keluar dari lubang kelahiran seperti Shiddiq”

Setelah mata pelajaran reading comprehension selesai, Shiddiq ternyata masih penasaran.

Shiddiq: “Ummi I was thinking about where the lubang kelahiran is? Is that here?
Sambil menunjukkan kaki bagian atas saya. Dengan tenang saya menjawab,

Ummi: “lubang kelahiran itu letaknya dekat lubang tempat keluar pipis, tempatnya ada di bagian tubuh yang merupakan aurat, makanya ummi gak bisa tunjukkan sama Shiddiq”
Shiddiq: “ooooh OK!”
Dengan wajah yang santai pertanda pertanyaannya sudah selesai terjawab.

Alhamdulillah dalam tahapan usia Shiddiq dan Shafiyah mereka tidak sampai kritis bertanya bagaimana sperma dan sel ovum bisa bertemu. Kalau memang ia bertanya insya Allah saya akan menjawab “materi yang lebih detail tentang ini akan dibahas di tahapan homeschooling selanjutnya nanti kalau sudah besar”

Anak-anak memang sangat kritis. Mereka juga seringnya bertanya seputar organ tubuh miliknya. Setiap kali bertanya saya berusaha menjelaskan dari sudut sains, membahas fungsi jika mereka bertanya, membahasakan setiap bagian tubuh manusia dengan istilah sebenarnya sesuai istilah sains, bahasa inggris atau Indonesia, bukan dengan bahasa kiasan seperti burung misalnya. Serta memberikan keterangan apakah bagian tubuh tersebut adalah bagian dari aurat atau tidak. Saya berusaha menjelaskan dengan gaya mengajar yang wajar layaknya sedang mengajar materi lainnya.

Buku tersebut memang diterbitkan dari Amerika pengarangnya bukan seorang muslim, sehingga tidak meyakini tentang konsep aurat. Sehingga terkadang sangat detail dalam memberikan ilustrasi. Dalam buku tersebut ada gambar saat sang ibu sedang melahirkan didampingi suami dan bidan di dalam rumahnya. Sebagian foto saya tutup dengan sepidol permanen untuk mensensor sesuatu.

Shafiyah: “Ummi kenapa ini di coret?”
Ummi: “Pada bagian ini mereka ingin menjelaskan bahwa saat ibu melahirkan mereka butuh bantuan bidan atau dokter, tapi karena pengarangnya bukan muslim, jadi dia tidak tahu tentang konsep aurat. Karena kita dilarang Allah melihat aurat orang lain maka ummi tutup”

Alhamdulillah anak-anak memang sering diingatkan bahwa kita tidak boleh melihat dan memperlihatkan aurat tubuh. Melihat aurat orang lain akan menyebabkan kerusakan otak. Kami mencoba meminimalisir dengan tidak memberikan tayangan siaran televisi sama sekali. Anak-anak selalu diminta tidak melihat iklan apapun di youtube. Saya selalu bilang “tutup dulu ya khawatir memperlihatkan aurat”.

Anak-anak selalu minta persetujuan terhadap film yang akan mereka lihat. Beberapa film pengetahuan yang dibutuhkan sebagai penunjang materi, biasanya saya dampingi secara langsung. Anak-anak juga diminta untuk menundukkan pandangan jika tak sengaja melihat aurat orang lain. Kami juga memfilter jaringan internet dengan aplikasi parental controller yang akan memblok semua situs yang berisiko memiliki konten dewasa.

Inilah salah satu ikhtiar yang dapat kami lakukan sebagai orang tua dalam menjaga anak-anak dari perilaku menyimpang. Kami berusaha secara aktif menjaga pandangan dan pendengaran mereka dari hal yang dapat merusak fitrahnya, sampai kelak dimana mereka mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta menjaga dirinya. Kami memilih untuk membahas pendidikan seks dari dalam rumah secara ilmiah dengan memadupadankan konsep agama dan tinjauan ilmu pengetahuan sebelum mereka mendapat informasi dari pihak lain yang belum tentu benar.

Kami berusaha menjawab pertanyaan mereka sesuai kebutuhan, dengan jawaban yang benar namun memperhatikan batasan yang diatur dalam syariat. Kami berusaha menjauhkan hal-hal yang dapat menstimulasi gairah seksual dalam diri anak-anak, termasuk menjaga adab berpakaian di dalam rumah meski mereka adalah mahram ayah ibunya. Tapi kami tetap memilih untuk menjadikan hal ini sebagai bagian dari mata pelajaran homeschooling kami, karena pertanyaan anak-anak adalah gerbang dari terbukanya cakrawala.

Teruslah bertanya wahai anak-anakku!

Batujajar Jawa Barat
Dari guru mata pelajaran pendidikan seksual bagi anak-anaknya

Sumber Tulisan:

Diceritakan oleh Kiki Barkiah dalam akun Facebook pribadinya dengan beberapa perubahan redaksional.

Loading...
Tinggalkan komentar