Pokemon GO dan Gerakan Kembali ke Masjid

0 263

-Pokemon GO & Gerakan Kembali ke Masjid- Perjalanan evolusi teknologi kini hampir sampai ke stasiun pemberhentian terakhir.

Tahap yang diawali dengan keinginan manusia mengubah bentuk fisik ke dalam bentuk digital (Komputer, foto, video) telah berkembang menjadi keinginan mengembalikan bentuk digital kembali ke bentuk fisik (AR, VR, Holo).

Adalah Pokemon Go, yang menjadi pioner game dengan menggabungkan interaksi fisik di dalamnya -Yang saya yakin, game ini akan menjadi pemicu ide para developer untuk konsep sejenis dan tersebar layaknya virus-.

Singkatnya, Niantic ingin membuat solusi game yang membuat orang bergerak dengan menangkap monster secara real di lingkungan sekitar berbasis google Map, serta bersosialisasi sesama user (pokemon battle) dengan mendatangi public space yang terdata di Google Maps.

Sebuah kebetulan unik yang terjadi di Indonesia adalah banyak user yang sudah mengunduh versi beta game ini sehari setelah rilis, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1437 H.

Saat mudik, saat libur panjang, saat bersilaturrahim dan saat kembali ke masjid!

Ada korelasinya?

Ya tentu saja ada, mari kita telaah satu persatu.

Pokemon Go adalah game yang mengharuskan orang bergerak di lingkungan sekitar, dan saat mudik lebaran semua orang Indonesia bertebaran keliling Indonesia sambil mungkin berburu pokemon.

Saat libur lebaran begini biasanya orang mengudpate timeline di social media, tapi ada yang unik tahun ini timeline saya cukup banyak yang meupdate status perjalanan mudiknya sambil pamer pokemon apa yang didapatnya.

Sebenarnya dua hal ini sudah menjadi keuntungan bagi Niantic untuk mendapatkan publisitas game saat lebaran.

Poin terpenting yang ingin saya tekankan disini adalah silaturrahim dan gerakan kembali ke masjid.

Game Pokemon GO dan gerakan kembali ke masjid
Game Pokemon GO dan gerakan kembali ke masjid

Pokemon Go mengambil data landmark/public space di setiap wilayah dari google sebagai Pokestop ataupun Gym, seperti taman kota, stasiun, tempat wisata, gereja, masjid, dll.

Mengapa public space..

Hal ini disengaja agar para user berkumpul di satu tempat dan bisa saling bersosialisasi.

Di Indonesia sendiri bentang geografisnya di dominasi oleh Masjid. Tak sampai 300m, selalu ada masjid.

Alhasil mungkin saat ini, banyak user pokemon go beramai-ramai berkumpul di Masjid untuk mengambil pokestop atau bahkan melakukan Battle di Gym. Untuk sesaat masjid akan sering didatangi oleh para pokemon master.

Ironis? Bagi saya tidak.

Justru saya mendapat insight bahwa proses gamification ini dapat diterapkan dalam metode dakwah modern. Bayangkan anak-anak melakukan battle hafalan hadist di masjid dengan avatar-avatarnya yang sudah terlatih hafalan.

Atau menemui para mentor di masjid-masjid, untuk mendapat jurus-jurus agama yang spesial.

Dengan storytelling yang kuat dan kolaborasi para master muslim, tentu kita bisa sedikit memutar niat manusia untuk ke arah kebaikan.

Akhir kata, apa pendapat Anda?

Sumber Tulisan:

Salam kolaborasi, Fahry yanuar Rahman
Commitee of Dakwah Sekolah 7.0, Mentor Skyshare Academy

Loading...
Tinggalkan komentar